BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Penjualan ikan bandeng ternyata tidak ada pengaruhnya saat perayaan Imlek di Pekanbaru. Justru sejumlah pedagang ikan, daging, dan makanan mengandung darah yang biasa dimakan masyarakat Tionghoa seperti sup labi-labi dan katak, malah sepi pembali.
Hal ini diakibatkan perbedaan alkulturasi budaya Tionghoa di Pulau Jawa dan Pekanbaru. Jika di Pulau Jawa tradisi unik seperti memakan ikan bandeng yang daging ikannya tidak boleh dibalik setelah habis pada satu sisinya. Di Pekanbaru justru mayoritas masyaratat Tiaonghoa tidak dibenarkan memakan makanan yang berdarah (vegetarian). Seperti yang diungkapkan pedagang ikan Pasar Bawah, Andre yang mengaku dangangannya sepi pembeli. Pasalnya sebagian pembeli langganannya 50 persen masyarakat Tionghoa kini tak menyambangi lapaknya
“Lebih ramai saat hari biasa dari pada saat perayaan Imlek. Karena tradisi masyarakat Tionghoa tidak makan, makanan berdarah saat perayaan Imlek,” kata dia.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ket Tjing, panitia Imlek Bersama 2016 bidang media. “Umumnya larangan makanan berdarah hanya hari-hari tertentu saja. Seperti besok penanggalan 1 bulan 1 imlek dan pada tanggal 15 pada acara Cap go meh,” bebernya. (nova)