BERTUAHPOS.COM, SIAK – Komonitas Tong Sampah atau yang lebih dikenal dengan singkatannya KTS memang sudah tidak asing lagi bagi warga Kabupaten Siak. Meski umurnya masih balita, tapi karyanya layak diberi acungan jempol. Bahkan, sering kali karyanya dibayar mahal oleh pejabat, pengusaha dan warga Siak.
Salah satu karyanya yang paling menonjol adalah di bidang fotografi. Baik itu foto pemandangan, wisata, praweding, moment, human interest, dan foto lainnya. Sehingga, sering kali KTS mendapat panggilan dari berbagai instansi untuk mengambil foto.
Hasil jepretan foto merekapun selalu mendapat acungan jempol dari bupati Siak Syamsuar yang datang berkunjung ke stand pameran bazar pada pelaksanaan event Tour de Siak dan event Siak Bermadah yang berlangsung saat ini.
“Ini bagus fotonya, kok bisa dapat macam ni fotonya,” ujar Syamsuar sambil menunjuk salah satu foto yang terpajang disana.
Ketua KTS, Anggi Farurian atau yang lebih akrab dipanggil Anngi Fitzpetrick, mengatakan, KTS ini baru resmi ia dirikan dan kawan-kawannya sejak 1 Januari 2012 lalu.
Dimana pada saat baru berdiri mereka memberikan nama komunitas mereka dengan nama komunitas sapu lidi. Yang artinya kebersamaan. “Dalam satu ikatan kalau bersama akan menjadi kuat,” katanya.
Namun nama komunitas sapu lidi itu hanya bertahan satu bulan saja. Karena nama itu telah ada yang memilikinya di Bandung. Sehingga mereka memutuskan untuk menganti nama lain. Dari hasil rembukan bersama, terpilihlah nama komunitas tong sampah.
“Kami lagi searching-searching di internet, ada pula nama komunitas sapu lidi yang sudah ada di bandung, makanya kami ganti namanya,” ungkap dia.
Dia menjelaskan, awalnya membentuk komunitas itu karena tertarik melihat foto-foto pemandangan yang ada di forum fotografi lewat internet. Ahirnya ia tertarik mengajak kawan-kawannya untuk membuat suatu komunitas foto.
Dimana, komunitas foto itu menceritakan tentang kejadian Siak di balik lensa. Dari situlah baru dibentuk Komunitas Tong Sampah yang artinya wadah seni dan kreatifitas baik itu seni foto, vidiografi, dan apapun yang berkaitan dengan seni bisa menyalurkan ide dan hobbinya melalaui KTS.
“Kami menganggap tak ada sampah yang tak berguna. Ibarat seniman terbuang, tanpa dipandang orang kami akan tetap berkarya. Apapun mengenai seni dalam tong sampah ini semua bisa masuk,” pungkasnya.(syawal)