BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Tingkah lucu dan aneh para tenaga medis saat ini bisa dilihat di sosial media. Eksistensinya semakin meningkat di tengah pandemi corona.
Di Sosmed seperti TikTok, Instagram, Facebook misalnya, ada banyak video dan foto yang menampilkan tingkah-tingkah aneh itu. Tak bisa dipungkiri, bahwa aksi-aksi tersebut juga menjadi hiburan bagi masyarakat yang kini stay at home. Lantas mengapa mereka kian eksis?
Menurut dr. Indra Yovi, dokter spesialis paru yang juga Jubir COVID-19 Riau, bahwa para tenaga medis dalam situasi wabah seperti ini, sangat dihadapkan pada beban mental yang cenderung meningkatkan stres. Watak dan perangai pasien beragam, dan semuanya minta dilayani dengan baik. Ini memang tugas yang harus mereka emban, tapi sebagai manusia normal, tekanan-tekanan mental pasti ada.
Salah satu upaya yang bisa menurunkan beban mental dan tingkat stres, yakni dengan melakukan berbagai hal yang membuat mereka bahagia. Ada banyak hal bisa dilakukan memang. Terutama melakukan apa yang mereka suka.
Kemudian, mengurangi stres bisa dilakukan dengan membuat suasana di sekitar menjadi cair, sehingga pikiran rileks. Cara-cara ini sedikit akan meredam rasa cemas, khawatir, lelah, takut, dan hal lainnya yang bisa membuat para tenaga medis tertekan.
Tampil dengan aksi lucu dan aneh di sosial media, akan merefleksikan keinginan yang tidak bisa diraih dalam situasi seperti ini. Setidaknya, melihat kekonyolan mereka melalui video, akan membuat mereka tertawa dan rileks.
Termasuklah komentar-komentar positif dari nitizen, tentu akan menghibur dan mengurangi stres. “Yang dibutuhkan tenaga medis dari masyarakat saat ini adalah dukungan dan semangat,” kata dr. Indra Yovi.
Di Tengah COVID-19, Tenaga Medis Butuh Perhatian Mental
Menurut Psikolog Annelia Sari Sani, dukungan mental terhadap para tenaga medis di tengah pandemi ini sangat diperlukan. Terutama kepada mereka yang sebelumnya sudah dihadapkan dengan masalah mental besar. Bahkan jika perlu, dilakukan indentifikasi terhadap para tenaga medis yang memang membutuhkan penanganan mental serius.
“Mereka butuh orang yang mengerti dengan kondisi mereka untuk berdiskusi. Wabah corona telah memberi mereka tekanan baru. Misalnya, tekanan fisik akan mereka dapatkan dalam bekerja. Sedangkan tekanan psikologis yakni munculnya rasa takut tertular virus, sementara mereka harus menangani pasien,” ujarnya, seperti dikutip dari antaranews.com.
Tekanan-tekanan mental itu tidak hanya datang dari rumah sakit tempat mereka bekerja, tapi juga bisa datang dari luar karena stigma yang dengan sendirinya terbentuk di tengah masyarakat. Dukungan dari masyarakat sangat membantu untuk menurunkan beban psikis para medis. Dan mereka juga perlu hibukan di sela-sela pekerjaan mereka. (bpc3)