BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sejarawan barat bernama Philip K Hitti mencatat bahwa strategi perang dan organisasi tentara kaum muslimin zaman khulafaur rasyidin tergolong primitif. Namun, pasukan muslim mampu bergerak menaklukkan peradaban di sekitarnya.
Dalam bukunya yang berjudul History of The Arabs (1937), Philip menuliskan bahwa strategi perang tentara muslim menganut formasi primitif, seperti melintang atau membujur serta berkelompok.
Zaman khalifah Umar bin Khattab, pengelompokan pasukan Muslim terdiri atas satu pasukan inti, yang diapit dua pasukan sayap. Pasukan berkuda ditempatkan di pasukan sayap.
Pasukan infanteri dilengkapi dengan busur dan panah, ketapel, serta perisai dan pedang. Sementara pasukan berkuda dilengkapi tombak panjang (rumah).
Sebagai perlindungan diri, pasukan dilengkapi dengan baju zirah dan perisai. Baju zirah ini lebih ringan dari baju zirah tentara Bizantium.
Philip menuliska bahwa persenjataan ataupun organisasi tentara bukanlah kekuatan utama pasukan muslim. Namun, pasukan muslim mempunyai semangat moral dan agama yang tinggi.
“Dalam hal ini, agama dipastikan telah memainkan peran penting membentuk daya tahan mereka,” tulis Philip. (bpc2)