BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Pasar keuangan tampaknya terkaget-kaget dengan hasil hitung cepat pemilihan umum (Pemilu) legislatif 9 April 2014. Adapun rupiah, melemah ke level yang paling rendah dalam 3 minggu terakhir karena perhitungan cepat perolehan suara tak seperti yang diharapkan investor.
Ekonom Senior Standard Chartered, Fauzi Ichsan mengungkapkan investor merespons bahwa popularititas Joko Widodo (Jokowi) ternyata tidak sama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang menargetkan 27%-30% raihan suara.”Kini investor menilai perjalanan Jokowi tak semulus yang diharapkan sehingga untuk memuluskannya harus ada koalisi dengan partai besar,” katanya.
Fauzi mengungkapkan jika PDI-P tidak bisa menguasai 25% dari kursi DPR, maka harus koalisi dengan partai besar dan kemungkinan akan koalisi dengan Partai Golongan Karya (Golkar) atau Gerindra.Menurutnya, investor menginginkan PDI-P koalisi dengan partai besar yang pernah dan paham dalam perundang-undangan serta partai yang market friendly.
Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk. Ryan Kiryanto mengungkapkan pasar masih wait and see karena belum ada kejelasan pemerintahan dan presiden mendatang.
“Sekarang ini pasar menunggu hasil pemilihan presiden,” ungkapnya.Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melamah pada akhir perdagangan Jumat (11/4/2014). Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,49% ke level Rp11.414 per dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah bergerak kisaran Rp11.394 hingga Rp11.471 per dolar AS.(Bisnis)