BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Setelah penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan tarif angkutan umum, kini masyarakat harus memikul beban berat untuk sekian kalinya dengan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL). Kondisi ini akan memicu inflasi yang diperkirakan mendekati 7% pada Juli 2013.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengungkapkan, kebijakan penyesuaian tarif dan harga secara bersamaan akan mengerek indeks harga konsumen (IHK) seperti pangan, sandang, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.Â
“Kenaikan harga dan tarif bakal memperparah inflasi di seluruh kelompok pengeluaran mengingat berbenturan dengan ajaran baru, puasa dan lebaran. Karena waktu penyesuaian harga BBM kemarin sebenarnya tidak tepat,” jelas dia saat dihubungi Liputan6.com ditulis Senin (1/7/2013).
Kebijakan tersebut, sambung Enny, dapat membuat masyarakat panik dengan dampak yang ditimbulkan yakni kenaikan harga bahan pangan, dan barang-barang di luar komoditas. Jika kondisi ini terjadi, maka akan menimbulkan ekspektasi inflasi berlebihan.Â
“Kalau perilaku masyarakat jadi khawatir, maka mereka akan meningkatkan permintaan. Artinya mereka akan mulai menyetok kebutuhan pokok, seperti bahan pangan jelang puasa dan lebaran,” urainya.Â
Dengan begitu, dia memperkirakan bahwa inflasi di Juli ini akan mencapai lebih dari 1% (Month of Month/MoM) dan inflasi tahunan hampir mendekati 7%. Sedangkan pemerintah sendiri menargetkan inflasi sampai dengan akhir tahun ini sebesar 7,2%.Â
“Kalau untuk inflasi Juni 2013 diperkirakan sekitar 0,5%. Bisa jadi lebih rendah berkisar 0,3%-0,4% sebagai inflasi persiapan menjelang kenaikan harga BBM saat itu,” papar dia.Â
Untuk itu, Enny meminta kepada pemerintah agar mulai mengantisipasi inflasi bahan pangan melalui kebijakan positif, berupa operasi pasar dan memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menstabilkan harga.Â
“Operasi pasar jangan cuma buka stand lalu bagi-bagi beras atau sembako, tapi juga harus bisa menguasai komoditas strategis (pangan) supaya para pihak swasta yang selama ini menguasai tata niaga distribusi pangan tidak terus menerus mengeruk keuntungan dari kelemahan pemerintah dalam struktur pasar,” pungkas dia.Â
Menteri Keuangan Chatib Basri sebelumnya mengaku, puncak inflasi akan terjadi di Juli 2013. Lalu inflasi akan turun di bulan Agustus dan hilang di September 2013.
“Makanya kami berupaya keras untuk menambah suplai bahan pangan. Menteri Perdagangan juga terus memantau harga sehingga inflasi bisa terjada di 7,2% sampai dengan akhir tahun ini,” tukas dia. (liputan6.com)