BERTUAHPOS.COM – Sebagai tempat bersosialisi, arisan bisa menjadi tempat menyimpan uang layaknya tabungan. Namun hati-hati, jika tidak pandai mengelola sirkulasi keuangan malah bisa membuat kantong jebol. Apalagi, jika arisan yang diikuti memiliki iuran besar yang jauh dari kemampuan keuangan, walaupun dibayar mencicil.
Perencana Keuangan dari MONEYnLOVE, Freddy Pielor megatakan, pada dasarnya mengikuti arisan adalah kegiatan yang positif. Sebab, aktivitas tersebut memaksa Anda untuk disiplin menyisihkan uang secara rutin dalam jangka waktu tertentu. Dengan begitu, pendapatan yang tadinya berpotensi digunakan untuk kegiatan konsumtif dapat diarahkan untuk ke sesuatu yang lebih bermanfaat.
Akan tetapi, lanjut dia, mengikuti arisan tidak bisa dilakukan secara sembarang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulainya.
Pertama, pastikan Anda memiliki sirkulasi keuangan yang sehat, sehingga bisa memenuhi kewajiban iuran dalam arisan. “Jumlahnya maksimal 10 persen dari pendapatan. Itu bisa diambil dari dana tabungan atau investasi,” ujar Freddy.
Kedua, lanjut dia, pastikan kelompok arisan yang diikuti bisa dipercaya dan memiliki kemampuan untuk memenuhi iuran wajib. Selain itu, pilihlah bandar arisan yang tegas dan mampu memastikan setiap anggota dapat memenuhi kewajibannya sesuai kesepakatan.
“Jangan sampai, sewaktu Anda mendapat giliaran sebagai pemenang justru banyak yang tidak bisa bayar,” ungkap konsultan berusia 46 tahun itu.
Ketiga, kata penulis penulis buku “Bangun Kekayaan Sejak Belia”, jika arisan yang dilakukan bersifat terbuka atau anggotanya diperbolehkan mendapat nomor undian sesuai keinginan, pilihlah sebagai pemenang di bulan pertama atau kedua.
Uang yang Anda dapatkan bisa digunakan untuk keperluan lain yang bisa bertumbuh. Misalnya, ditempatkan di deposito, logam mulia atau reksadana. Jangan digunakan untuk keperluan yang bersifat konsumtif dan hura-hura.
Kalau dapat paling akhir, Freddy menegaskan, tidak ada bedanya dengan menyimpan uang di tabungan. “Kalau dapat giliran terakhir, Anda juga berhadapan dengan risiko anggota yang menunggak pembayaran,” papar dia.
Keempat, ungkap Freddy, harus dipahami bahwa arisan berbeda dengan investasi. Dalam arisan, yang dilakukan hanya pengumpulan dana. Sehingga, hasilnya akan sesuai dengan jumlah uang yang Anda setorkan setiap bulan dan tidak ada penambahan nilai seperti sebuah investasi.
Bagaimana dengan arisan barang berharga yang juga marak?
Kalaupun, arisan yang dilakukan berbentuk emas atau barang berharga lain seperti reksa dana, tetap saja berisiko tinggi. Sebab, investasi emas dan reksa dana umumnya bersifat jangka panjang dan perlu perhitungan matang.
Beruntung jika saat menjadi pemenang arisan, harga emas sedang jatuh, sehingga mendapat jumlah banyak. Tapi kalau harga sedang tinggi, yang terjadi malah kebalikannya.
“Kalau mau investasi lakukan dengan benar sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan tujuan yang jelas,†ucap dia.
Arisan, lanjutnya, boleh diikuti sebagai latihan menyisihkan uang. “Tapi jangan berekspektasi terlalu jauh bahwa kegiatan tersebut dapat menghasilkan uang dalam jumlah besar,” tukas pria yang mendapat gelar Certified Financial Planner (CFP®) dari dari Institute Financial Planning Indonesia (IFPI) tersebut.(Plasadana.com)