BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemprov Riau menawarkan lokasi yang tidak strategis ke investor Jepang untuk pengembangan industri tandan kosong (Tankos). Lokasi yang ditawarkan Pemprov Riau yakni di Tanjung Buton, di mana kawasan ini masih minim infrastruktur.Â
Akibatnya, pihak investor dari Jepang itu memilih untuk melakukan kajian studi kelayakan, apakah dari aspek usaha di kawasan itu, bisa menguntungkan atau tidak. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Riau Asrizal, kepada bertuahpos.com, Jumat (24/11/2017).Â
Asrizal mengakui memang sejak awal pengusaha Jepang itu ingin tanamkan modalnya di Riau. Pemprov tawarkan opsi pertama lokasi produksi mereka di kawasan Tanjung Buton di lahan seluas 16 hektare. Padahal di kawasan ini infrastrukturnya masih sangat minim, sehingga kemungkinan besar mereka (investor) harus tambah biaya untuk bisa beroperasi.Â
“Tapi kami juga tawarkan ke mereka untuk berusaha di kawasan industri Dumai. Kuntungannya kalau di Dumai infrastruktur sudah memadai memang, jika dibandingkan dengan Tanjung Buton,” ujarnya.Â
Dalam wawancara dengan bertuahpos.com di ruangannya, Asrizal mengklaim, Pemkab setempat perlahan juga memperbaiki kondisi infrastrukturnya. Awal November 2017, investor Jepang duduk satu meja dengan Pemprov Riau dan mengutarakan niatnya untuk berinvestasi pada Tankos.Â
Tankos itu akan diolah menjadi bahan baku briket untuk bahan bakar bagi industri di Jepang. Ini dilakukan karena mereka ingin kurangi bahan bakar yang dipergunakan dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, seperti batu bara. Maka briket dari Tankos inilah sebagai penggantinya.
Baca:Â Investor Jepang Tertarik Olah “Tankos” Kelapa Sawit Riau
Riau dianggap daerah dengan potensi bagus untuk dibangun industri pengolahan bahan baku itu. Mengingat luasan lahan sawit di Riau hampir 2,4 juta hektare. Artinya, bahan baku pembuatan briket dari Tankos cukup tersedia. Selain Tankos, batang sawit juga bisa digunakan sebagai bahan baku briket itu. (bpc3)