BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Soal mahar politik, terutama di internal partai itu sudah menjadi rahasia umum. Tidak perlu diberi tahu, masyarakat sudah sadar ada permainan seperti itu. Dan ini sangat erat kaitannya dengan kepentingan partai politik.Â
Hal ini diungkapkan oleh Pakar Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau Aidil Haris MIKom kepada bertuahpos.com, Jumat (24/11/2017).Â
“Yang dikhawatirkan itu sebenarnya ada proses politik transaksional antara calon yang maju di Pilgub 2018 dengan masyarakat. Jadi mahar politik itu tidak hanya di internal partai. Harapannya, dengan kedewasaan berpolitik, itu tidak terjadi lagi. Namun sepertinya sulit,” ujarnya.Â
Dia melihat, untuk di internal partai juga tidak bisa dipungkiri bahwa Parpol butuh modal besar yang mesti dipersiapkan. Mau tidak mau partai harus siapkan duit. Inilah konsekuensi dari penyelenggaraan Pilkada itu.Â
Meskipun negara sudah gelontorkan sejumlah anggaran untuk pelaksanaan pesta demokrasi, dengan pembiayaan tersendiri, namun partai, calon, tetap harus alokasikan modal untuk maju. Artinya politik transaksional itu sudah menjadi hal lumrah di internal partai.Â
“Tapi politik transaksional yang saya maksud itu ke masyarakatnya. Sebaiknya itu yang dihindari. Meskipun, kadang-kadang yang semacam itu tidak bisa juga dihindari. Itulah fungsi Bawaslu,” ujar Aidil Haris sambil tertawa.Â
Dalam situasi seperti ini, sebaiknya semua harus berprasangka baik, di mana partai politik kini tengah menyusun kekuatan dan memetakan untuk berkoalisi. Sehingga ini juga menjadi sebuah survive bagi masyarakat, siapapun calon yang diusulkan oleh partai diharapkan memberikan hal perubahan. “Jadi, ya ditunggu saja. Karena proses ini memang harus matang,” sambungnya. (bpc3)