BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dinas Perkebunan Provinsi Riau menyakini bahwa nilai tambah dari hasil produksi karet yang harusnya dilakukan petani sudah hilang. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa petani karet di Riau terus saja mengalami penurunan harga.
Kabid Promosi dan Pengolahan Hasil Perkebunan (PPHP) Disbun Riau, Ferry HCÂ menyebutkan bahwa kecenderungan petani karet masih menjual hasil panennya dengan mutu yang tidak bagus. Akibatnya, pengumpul lah yang dapat keuntungan lebih banyak.
“Kita lihatlah kondisinya saat ini memang seperti itu. Misalnya petani cenderung menjual hasil panen mereka dengan mutu yang tidak bagus. Sementara pengumpul mengolah lagi karet tersebut, sehingga kualitasnya meningkat. Tentu pengumpul mendapat untung yang lebih besar,” ujarnya kepdabetuahpos.com, Rabu (14/01/2015).
Kebiasaan-kebiasaan petani yang seperti ini harus diubah. Karena sayang jika selisih harga yang lebih tinggi harus dinikmati pihak lain. Padahal masyarakat sudah sudah payah merawan dan melakukan panen. Tentu alangkah baiknyanya, hal-hal kecil untuk meningkatkan kualitas mutu panen, petani sendiri yang melakukan.
“Cara sederhana. Jangan dikotori getahnya, panen tepat waktu, wadahnya bersih. Jangan direndam-rendam segala macamnya. Sehingga yang menurut mereka akan menaikkan timbangan, ternyata menurunkan kualitas. Persoalannya sejauh ini menurut saya masih itu,” tambahnya.
Namun demikian, dirinya juga meminta, para pembeli dan asosiasi-asosiasi terkait, bisa berperan lebih aktif mencarikan pasar alternaif untuk petani karet. “Mereka harus terbuka sama petani. Misalnya selama ini pembelinya hanya ada 4 yang dominan di Riau. Kenapa tidak ada upaya untuk mengundang pembeli lain,” tuturnya. (melba)