BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Setelah dibuka pada US$ 1.250 per ounce, emas masih terus tertekan pada pekan lalu. Menjelang rilis data non-farm payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS), berhasil menyentuh US$ 1.211 per ounce atau menembus level terendah sejak 8 Juli 2013. Kemudian emas ditutup melemah di US$ 1.228 seiring dengan rilis data NFP AS yang lebih baik dari dugaan.
“Meski dalam jangka pendek emas terlihat oversold dan emas berpotensi bergerak konsolidatif, namun outlook emas pekan ini belum berubah,” kata analis dari Megagrowth Futures Wahyu Tri Laksono saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (9/12/2013).
Setelah level 1250 tertembus, lanjut Wahyu, emas memang cenderung mengarah ke area US$ 1.235-US$ 1.205 per ounce. Kini support terdekat berada di US$ 1.210 per ounce.
“Support jangka pendek terkuat berada di US$ 1.180, dimana potensi rebound (berbalik naik) kemungkinan besar bisa terjadi,” terang Wahyu.
Emas akan menetralisasikan tekanan bearish (turun) jangka pendeknya jika emas berhasil menembus resistance terdekatnya yang berada di US$ 1.260 per ounce. Resistance berikutnya berada di US$ 1.280. Jika emas berhasil bertahan di atas US$ 1.294, maka emas berpotensi meneruskan rebound-nya ke area US$ 1.300-US$ 1.325.
“Resistance jangka pendek terkuat berada di US$ 1.362, dimana potensi tekanan melemah atau turun bisa terjadi,” ungkap dia.
Berikut adalah data ekonomi penting AS pekan ini, yaitu data penjualan ritel AS, data harga impor, dan data klaim pengangangguran. Wahyu memprediksi secara umum data tersebut diduga bisa membaik, terutama data penjualan ritel AS.
“Sehingga jika memang demikian hasilnya akan berpotensi menambah tekanan negatif terhadap emas,” jelas Wahyu.(Ndw/liputan6.com)