BERTUAHPOS.COM, SIDNEY – Harga minyak terus jatuh menyusul kekhawatiran pasokan Timur Tengah setelah militer Mesir menggulingkan dan menahan Presiden Mohamed Morsi.
Kontrak pengiriman minyak mentah jenis light untuk Agustus, turun US$ 14 sen menjadi US$ 101,1 per barel. Pada perdagangan Rabu, kontrak tersebut mencapai level tertinggi dalam 14 bulan terakhir seharga US$ 102,18 per barel.
Begitupun harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus juga ikut turun US$ 42 sen menjadi US$ 105.34 per barel pada akhir transaksi London.
Seperti dilansir dari The Australian, Jumat (5/7/2013), investor dengan serius mengamati apakah kerusuhan akan meningkatkan dan mempengaruhi stabilitas di kawasan Timur Tengah yang kaya minyak dan volatile secara politik. Kawasan ini merupakan tetangga bagian utara Afrika, Mesir.
Para analis mengatakan harga minyak tertekan nilai dolar yang menguat. Euro dan poundsterling melemah pada dolar pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) setelah Bank Sentral Inggris mengisyaratkan suku bunga utamanya akan tetap berada di level rendah dalam kurun waktu tertentu.Â
“Risiko kerusuhan berkepanjangan di Mesir sedikit berkurang setelah Presiden Morsi tersingkir, ” ujar analis para pedagang di GFT Markets , Fawad Razaqzada.
Dengan begitu, dia mengatakan, harga minyak mentah mulai agak stabil menyusul kenaikan kuat beberapa hari terakhir. Namun risiko kerusuhan masih cukup tinggi, jadi harga minyak bisa turun lagi dan tak lama kemudia bangkit kembali.
Tentara Mesir pada Rabu (3/7/2013) berhasil menggulingkan Presiden Morsi setelah terjadi kerusuhan selama seminggu yang menewaskan hampir 50 orang. Sebanyak jutaan penduduk turun ke jalan untuk menuntut pencabutan presiden dari jabatannya.
Meskipun bukan eksportir minya mentah yang besar, Mesir adalah tempat utama titik-titik pengaliran minyak seperti Terusan Suez dan Sumed Pipeline. (liputan6.com)