BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Blok Rokan di masanya pernah berjaya dalam produksi minyak siap jual (lifting). Namun karena usia sumur yang sudah tua, prosuksi Migas kemudian sangat bergantung pada ketersediaan teknologi pendukung. 2019 SKK Migas menargetkan lifting Blok Rokan hanya 190 ribu barrel/hari atau turun sebesar 9,2 persen jika dibandingkan lifting 2018 sebesar 209 ribu barrel/hari.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus Lukman mengatakan, Blok Rokan saat ini memang tidak lagi penghasil migas dalam jumlah besar. Posisi ini berhasil direbut oleh Blok Cepu. Blok ini merukan wilayah kontrak Migas meliputi Bojonegoro (Jawa Timur), Blora (Jawa Tengah), dan Tuban (Jawa Timur).Â
“Saat ini produksi minyak Riau mengalami penurunan. Bahkan produksi terbanyak sudah diambil alih oleh Blok Cepu,” ujarnya, Senin, 21 Januari 2019 di Pekanbaru.
Dalam catatan Dinas ESDM Provinsi Riau, dulunya produksi Migas siap jual di Blok Rokan bisa mencapai 1 miliar barel/hari. Namun untuk saat ini produksi migas tertinggi diambil alih oleh Blok Cepu. perbandingannya, Blok Rokan mempu memproduksi sebanyak 190 ribu barrel/hari sedangkan Blok Cepu bisa di atas itu.
Baca:Â Soal Penurunan Lifting Blok Rokan, Sekdaprov Riau: Kami Minta SKK Migas Kawal Ketat
Diantara faktor penyebabnya yakni kondisi sumur yang sudah tua, sehingga butuh teknologi padat modal untuk bisa mengembalikan produksi seperti dahulu, itupun diperkirakan tidak akan sanggup mencapai target lifting sampai 1 juta barrelhari. Namun dengan potensi migas yang masih tersedia di Blok Rokan diyakini masih cukup berperan dan berpotensi bisa ditingkatkan.
Kalau penetapan awal produksi Migas di Blok Rokan 220 ribu barel/hari, tapi yang tercapai hanya 190 ribu barel/hari. Sedangkan Blok Cepu penetapan awal hanya 165 ribu barel/hari, namun produksinya melebihi target 220 ribu barel/hari. (bpc3)