BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Momen pemilihan Presiden (pilpres) pada 9 Juli 2014 seharusnya disambut suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia dari berbagai kalangan, mulai dari konglomerat, pengusaha sampai buruh. Namun pesta demokrasi ini justru menjadi momok bagi warga minoritas yang sebagian besar merupakan pengusaha atau investor di Tanah Air.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi mengaku, kondisi dan situasi pilpres tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dua pasangan capres dan cawapres yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla serta Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bersaing ketat untuk memperebutkan kursi orang nomor satu dan dua di Indonesia.
“Memang pemilu tahun-tahun sebelumnya aman, tapi tidak kali ini. Persaingan capres dan cawapres tahun ini justru luar biasa karena menghalalkan segala cara, kecurangan sampai penerbitan media Obor Rakyat,” ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Keadaan sengitnya kompetisi di antara kedua capres dan cawapres itu, tambah Sofjan, menimbulkan kekhawatiran dari warga minoritas khususnya Tionghoa akan terjadi gejolak pada stabilitas politik dan ekonomi Indonesia pasca pilpres.
“Khususnya warga Tionghoa takut dan trauma dengan kondisi 1997-1998 karena ada masalah ekonomi yang membuat tekanan politik meledak. Terjadi ancam mengancam, demo besar-besaran. Jadi ada ketakutan dari mereka kalau ada yang menang tipis bakal ribut-ribut,” tutur Sofyan.
Rasa cemas tersebut, sambung dia, menjadi alasan bagi warga minoritas maupun pengusaha untuk lari sejenak ke negara lain demi menghindari konflik dan mencari tempat perlindungan.
“Banyak yang kabur ke luar negeri, rata-rata ke Singapura. Tapi alasan mereka sih untuk liburan karena liburan sekolah. Akhirnya mereka golput, nggak bisa kalau mencoblos di sana karena alasannya liburan padahal lari,” ujar Sofjan.
Untuk itu, dia mengimbau kepada warga minoritas, pengusaha maupun investor untuk ikut menentukan nasib bangsa Indonesia selama lima tahun ke depan dalam pilpres besok.
“Saya bilang kepada mereka jangan pergi lah, karena kami sudah mendapat jaminan keamanan aparat, seperti ABRI dan pemerintah. Jadi saya minta mereka batalkan kepergiannya,” harapnya.(Liputan6)