BERTUAHPOS.COM – Ratusan ton ikan milik petani keramba di Waduk PLTA Koto Panjang, mati akibat terserang virus Koi Herpes atau Koi Herpes Virus (KHP).
Hasil temuan terbaru setelah dilakukan penelitian lebih lanjut oleh otoritas terkait, selain virus itu, ikan-ikan ini juga terpapar bakteri Hydrophila.
Apa itu Koi Herpes Virus (KHV) dan Bagaimana Penularanya?
Koi Herpes Virus (KHV) adalah agen penyakit berupa virus yang menyerang ikan mas maupun ikan koi.
Penularan KHV bisa melalui kontak langsung antara ikan yang sakit dengan ikan yang sehat, melalui air kolam atau peralatan yang tercemar virus KHV.
Virus KHV menyerang ikan dengan menimbulkan kerusakan pada insang ikan. Hal itu dimulai dengan perubahan warna insang dari cerah menjadi pucat.
Lembaran insang tampak seperti berlumpur dan sampai membusuk, kemudian diikuti dengan infeksi sekunder bakteri berupa kulit melepuh atau luka borok di permukaan kulit serta diikuti dengan perdarahan.
Bila dilakukan bedah bangkai pada ikan yang terserang KHV maka akan tampak adanya kerusakan pada organ dalam seperti pada hati, limpa dan ginjal ditandai dengan perubahan warna pada organ tersebut.
Salah satu cara pencegahannya, dengan tidak mencampurkan ikan mas atau ikan koi dari daerah yang terserang penyakit ke daerah yang masih steril dari virus. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengawasan ketat
Upaya pencegahan yang efektif adalah pemberian vaksin pada ikan. Vaksin KHV dewasa ini masih dalam tahapan penelitian dan pengembangan.
Apa itu Bakteri Hydrophila?
Aeromonas hydrophila adalah bakteri gram-negatif bersifat heterotrofik. Bentuknya seperti tongkat. Ujungnya bulat, lebar sekitar 0.3–1 μm dan panjang 1–3 μm. Bakteri ini biasa ditemukan di daerah dengan iklim hangat di air tawar dan payau.
Bakteri Hydrophila diketahui dapat bertahan pada lingkungan aerobik maupun anaerobik serta bisa mencerna bahan-bahan seperti gelatin dan hemoglobin.
Bakteri ini adalah spesies yang paling terkenal dari Aeromonas, tahan terhadap antibiotik yang paling umum dan suhu dingin serta bersifat oksidase dan indol-positif.
Hydrophila secara luas dianggap sebagai patogen utama pada ikan dan amfibi lainnya.
Apakah Virus dan Bakteri Ini Berbahaya Bagi Manusia?
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau bersama dengan Karantina Ikan dan Pengujian Mutu (KIPM) Pekanbaru, telah melakukan berbagai pengujian dan penelitian untuk mengetahui penyebab kematian ratusan ton ikan keramba di Waduk PLTA Koto Panjang.
Hasil dari upaya itu menemukan virus dan bakteri tersebut menjadi penyebab utama kematian ikan secara massal ini.
“Disimpulkan bahwa kematian ikan-ikan tersebut selain terpapar virus KHV, juga positif bakteri Hydrophila,” kata Kepala DKP Riau Herman, Rabu, 9 Februari 2022 di Pekanbaru.
Dia mengungkapkan, meski virus dan bakteri ini telah menjadi penyebab utama kematian ikan, namun ikan tersebut masih aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Kata dia, virus dan bakteri tersebut hanya menjangkiti sesama ikan dan tidak berbahaya bagi manusia.
“Ikannya masih bisa dikonsumsi, karena virusnya tidak berbahaya bagi manusia,” ujarnya.
Walau begitu, pasca ikan-ikan mereka mati dalam waktu serentak para petani keramba mengaku kesulitan untuk menjual ikan-ikan mereka.
Selama ini, mereka memberlakukan pola panen yang sesuai pesanan dengan pasar terbesar ada di Sumatera Utara.
Ikan-ikan yang dikirim juga dalam kondisi hidup, bukan mati. “Kalau mati seperti sekarang ini, sulit mengirimnya karena mudah rusak,” kata Herman.***[Melba]