BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Desma Yunita (28) masih terbaring lemas di ranjang pasien di Rumah Sakit Safira Jendral Sudirman, Pekanbaru. Suasana itu terlihat saat bertuahpos.com mengunjunginya pada Senin malam, 9 September 2019.
Kondisi tubuhnya belum begitu fit setelah menjalani operasi cesar anak pertamanya pada akhir pekan lalu. Meski dokter menyatakan bahwa hari ini, Selasa 10 September 2019, dia dan bayi lelakinya sudah bisa pulang.
Baca :Â Para Komunitas Bersatu, Bagikan Masker Hingga Pamerkan Tulisan Festival Merokok Gratis di Pekanbaru
“Ya pasti cemas. Apalagi anak bayi yang masih rentan. Sementara bayi baru lahir itukan juga perlu dijemur untuk mendapatkan vitamin dari sinar matahari. Sekarang asap tengah parah,” ujarnya, lirih.
Kabut asap di Riau memang semakin menggila. Terutama dalam kurun waktu beberapa hari belakangan ini. Sejumlah daerah di Riau dilanda kebakaran hujan dan lahan. Tahun ini asap di Riau kembali muncul setelah dua tahun belakangan Riau dinyatakan bebas asap.
Baca :Â 138 Hotspot Kepung Riau, Tugu Zapin Tenggelam Dalam Asap
“Pemerintah seharunya memberikan solusi dan kepastian kepada warga di Riau. Kami berhak untuk hidup layak dengan udara sehat. Kalau semua daerah terpapar asap kemana kami harus mengungsi,” kata Muhammad Rizki (30) warga yang berdomisili di Jalan, Balam, Pekanbaru.
Dia juga khawatir dengan kesehatan anaknya yang masih kecil. Saat kabut asap pertama muncul, anaknya yang masih tergolong balita, bolak bali ke puskesmas dan klinik karena diserang demam dan batuk pilek.
Di kampung halaman Rizki di Inhu, saat ini juga dilanda kabut asap tebal, akibat Karhutla. Dia merasa dengan kondisi seperti ini sudah tak lagi ada tempat untuk mengungsi.
Sementara itu BMKG Stasiun Pekanbaru merilis, hari ini, setidaknya ada sembilan daerah di Riau yang terdeteksi kemunculan titik panas (hotspot). Termasuklah di Inhu, Kampung halaman Rizki.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, dalam rilisnya menyatakan, jarak pandang di Kota Rengat, Ibukota Inhu lebih pendek jika dibandingkan dengan kondisi jarak pandang di Kota Pekanbaru, yakni hanya 800 meter, diakibatkan aparan asap. (bpc3)