BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 H, peternak lokal di Provinsi Riau menghadapi tantangan berat dengan menurunnya penjualan hewan kurban.
Kondisi ini disebabkan oleh membanjirnya hewan kurban dari luar provinsi yang telah mendapatkan izin masuk ke Riau, membuat para peternak lokal kesulitan bersaing dalam memenuhi permintaan pasar.
“Setiap tahun kami sudah mempersiapkan hewan kurban dengan baik, namun tahun ini penjualan kami menurun drastis. Banyak pembeli yang beralih ke hewan kurban dari luar karena harganya lebih murah,” ujar Kateri, seorang peternak sapi di daerah Hang Tuah pada Rabu, 5 Juni 2024.
Kateri menjelaskan bahwa tahun ini permintaan hewan kurban sebenarnya mengalami kenaikan sekitar 2,5 persen.
“Dari dinas peternakan, kami mendapat info kebutuhan hewan kurban tahun ini meningkat dari tahun lalu. Namun, justru penjualan kami menurun karena banyak yang lebih memilih membeli hewan ternak dari luar, seperti sapi dari NTT dan Jawa,” tambahnya.
Harga sapi dari luar provinsi seringkali lebih kompetitif karena skala peternakan yang lebih besar dan biaya produksi yang lebih rendah.
“Sebenarnya persiapannya sama saja. Kami mulai mempersiapkan sapi-sapi ini sejak bulan sebelas tahun lalu, jadi sekitar 10 bulan pemeliharaan untuk memastikan mereka tumbuh sehat dan memenuhi standar untuk kurban,” jelas Kateri.
Harga jual hewan kurban bervariasi tergantung jenis dan beratnya. Untuk sapi dengan berat 150 kilogram hingga 250 kilogram, harga berkisar antara Rp17,5 juta hingga Rp23 juta.
“Harga jual kita ikuti pasarannya, tergantung dari berat hewan dan jenisnya. Kami menyediakan sapi jenis Bali dan Brahma,” terang Kateri.
Persiapan meliputi pemberian pakan berkualitas, pemeriksaan kesehatan rutin, dan penataan kandang yang lebih baik.
“Kami juga mendatangkan dokter hewan untuk memastikan semua sapi bebas dari penyakit dan dalam kondisi prima untuk dijadikan hewan kurban,” tambahnya.
Ia juga menyebut bahwa hewan ternaknya mendapat vaksin gratis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau untuk memastikan keamanan dan kesehatan hewan kurban.
Kateri menekankan bahwa kualitas hewan kurban lokal sebenarnya tidak kalah dengan hewan dari luar provinsi, hanya saja harga jual menjadi kendala. Para peternak lokal berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lebih untuk mempertahankan keberlangsungan usaha mereka.
“Kami berharap ada kebijakan yang melindungi kami sebagai peternak lokal. Mungkin dengan pemberian subsidi atau program khusus untuk membantu meningkatkan daya saing kami,” kata Kateri menutup pembicaraan.