BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Riau kembali Tersandera Kabut Asap. Kota Pekanbaru sudah terpapar kabut. Sebagian besar daerah di Provinsi Riau terbakar.
“Hak masyarakat Riau untuk menghirup udara segar kembali tersandera,” kata Pengamat Lingkungan di Riau, Dr. Elviriadi, kepada bertuahpos.com, Selasa, 30 Juli 2019 di Pekanbaru.
Menurur Elv, masalah Karhutla sudah menahun dan juga sudah ditetapkan sebagai bencana nasional. Upaya penanganan yang kurang tanggap membuat Riau kembali berasap.
Baca :Â Pekanbaru Terpapar Asap Karhutla, Diskes Bagi-bagi Masker
Hal ini menurut dia, membuktikan bahwa upaya penanganan dan sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum berhasil.Â
Sementara itu, hak-hak masyarakat sudah jelas tertuang dalam Undang-Undang Dasar 45, dimana negara punya kewajiban untuk melindungi segenap rakyatnya.
Baca :Kabut Asap Tipis Selimuti Kota Pekanbaru Pagi Ini
Terpaparnya kabut asap di Riau pada penghujung Juli merupakan hal yang memalukan. Apalagi sebelum ini Riau sudah menjadi sorotan pusat dengan hadirnya sejumlah petinggi negara ke Riau untuk membicarakan masalah Karhutla. “Akhirnya, Riau kembali berasap,” ujarnya.
Sekedar informasi, BMKG Stasiun Pekanbaru merilis pagi ini, Selasa, 30 Juli 2019 sebanyak 60 hotspot masih bertebaran di banyak daerah di Provinsi Riau. Sedangkan jarak pandang di Kota Pekanbaru semakin menurun, hanya empat kilo meter.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Marzuki menjelaskan sebanyak 60 hotspot itu berada pada tingkat kepercayaan di atas 50%. Kabupaten Pelalawan menjadi daerah dengan penyumbang hotspot terbanyak, yakni 30 titik, kemudian Inhil dengan jumlah hotspot sebanyak 15 titik.
“Total keseluruhan ada delapan daerah di Riau yang terpantau satelit bermunculan hotspot alias titik panas,” katanya.
Dia menjelaskan selain Pelalawan dan Inhil, daerah lain di Riau yang juga terdeteksi kemunculan hotspot, yakni di Rohil dengan jumlah delapan titik. Sedangkan Bengkalis dan Inhu masing-masing menyumbang hotspot dengan jumlah yang sama, yakni dua titik. Sementara Kampar, Kuansing dan Kabupaten Siak, masing-masing menyumbang satu titik panas.
Diungkapkan Marzuki, untuk hotspot dengan tingkat kepercayaan di atas 70%, di Riau hari ini juga terpantau sangat banyak, yakni ada 33 titik. 33 titik ini diduga merupakan titik api (firespot) di lahan yang terbakar.
Dia menambahkan, ada enam daerah di Riau yang yang menyumbang kemungkinan besar adalah firespot. Diantaranya terdapat di Kabupaten Pelalawan sebanyak 19 titik, kemudian Rohil dan Inhil masing-masing lima titik, lalu Bengkalis dua titik dan Kampar serta Inhu yang jumlah masing-masing nya satu titik. (bpc3)