BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Adapun soal ketujuh, yang beratnya tiada bandingan, itu adalah orang-orang kafir dan jahiliah yang selalu meninggalkan kewajiban. Tidak mau bersedekah dan tidak mau mengerjakan sunnah, tetapi selalu melakukan pekerjaan karena ingin dipuji. Mereka selalu yakin Tuhan tidak akan mengetahui segala perbuatannya. Amalnya bagaikan debu di atas batu. Begitu ditimpa gerimis lalu lenyap ‘habaan mansyu-ra’.
Baca:Â Makrifat Burung Surga (18) : Menco Bertanya Hakekat Keimanan
Tentang soal kedelapan, mengenai hal manusia ialah bahwa Allah Maha Gaib seperti juga ruh manusia. Soal kesembilan adalah masalah yang berkaitan dengan yang lahir itu dimiliki manusia dan anak-anaknya. Dan terakhir masalah kesepuluh, Allah-lah yang memilikimu, dzahir-nya manusia tetapi hakikatnya berasal dari Tuhan. Kemampuan manusia melihat yang sebenarnya karena kehendak Tuhan. Seperti tak mau kalah, burung Menco segera mengajukan lagi pertanyaan mengenai syarat doa agar doa itu bisa dikabulkan. Bayan menjawab, dalam kitab Syarhu Minhaj karangan Sulaiman Kurdi, syaratnya doa agar bisa terkabul itu ada empat yaitu: (1) khusyu’ dan hadir ketika berdoa, (2) tanpa keraguan ketika memohon kepada Allah, (3) membaca alhamdulillah atau memuji kepada Allah, dan (4) orang yang berdoa itu perbuatan dan makan yang dimakan halal.
Jika semuanya bisa dipenuhi, insya Allah doamu akan dikabulkan. Dengan itulah wali ashfa pada masa Nabi Sulaiman di kerajaan Balqis dekat Mesir berdoa. Burung Menco bertanya lagi tentang beda lafadz ‘samawa-ti wal ardli’. Mengapa kata samawa-at (langit) berbentuk jamak dan ardli (bumi) berbentuk wahid, dan langit itu sama-sama ada tujuh macamnya. Menurut Bayan, itulah ikhtilaf lafadz. Untuk itu jangan sombong karena punya ilmu nahwu yang selalu ingin menang ketika diskusi, jika “man thalaba li qualin”. Lafadz samawa-at itu memakai bentuk jamak karena langit tujuh itu semuanya mengandung manfaat.
Baca:Â Makrifat Burung Surga (1) : 99 Burung Bayan Hijrah
Langit pertama menjadi tempat hujan yang manfaatnya ialah untuk menyirami seluruh isi bumi. Langit kedua menjadi tempatnya bintang, dan langit ketiga tempatnya bulan yang menerangi bumi. Langit keempat dan seterusnya ke atas mempunyai manfaat. Berbeda halnya dengan bumi karena bumi ini hanya yang di permukaan saja yang mengandung manfaat. (bersambung/jss)