BERTUAHPOS.COM – Fast fashon merupakan istiah yang dipakai oleh industri pakaian untuk menghasilkan produk pakaian yang cepat.
Fast fashion ada karena tingginya permintaan pasar terhadap produk-produk fashion, yang mana perubahan trensnya terjadi sangat cepat.
Industri pakaian akan bersaing dengan permintaan pasar dengan mengeluarkan produk cepat, murah, dan tren yang selalu berubah.
Konsep fast fashion ini melibatkan produksi secara massal pakaian yang dikonsumsi secara cepat oleh pelanggan.
Baca: Industri Fashion di Riau Perlu Beradaptasi
Namun demikian, ada fakta mengejutkan tentang dampak buruk dari fast fashion.
Apa saja dampak buruknya?
Dalam produksinya, fast fashion diproduksi dengan memanfaatkan bahan kimia berbahaya (azo yang merupakan zat pewarna, formaldehida, dan nonilfenol etoksilat).
Sebagaimana diketahui bahwa limbah kimia ini sering dibuang ke lokasi perairan bahkan tanpa diolah terlebih dahulu.
Kondisi ini tentu saja akan berdampak buruk pada lingkungan terutama dalam hal pencemaran air.
Selain itu, limbah tekstil sangat sulit untuk didaur ulang. Sedangkan fast fashion akan mendorong peningkatan produksi dan peningkatan limbah tekstil.
Mendorong konsumen untuk membeli pakaian yang baru secara terus-menerus membuat banyak pakaian yang akhirnya terbuang.
Sedangkan dalam produksinya, bahan pakaian fast fashion terbuat dari campuran serat yang sulit diurai.
Pakaian umumnya terdiri dari campuran serat alami, seperti kapas atau wol dengan serat sintetis.
Untuk terciptanya proses daur ulang yang efisien biasanya memerlukan serat yang sama atau seragam, sehingga campuran serat sulit didaur ulang dengan efektif.
Fakta dari dampak negatif fast fashion lainnya yakni efek rumah kaca. Proses produksi pakaian fast fashion menggunakan bahan bakar fosil untuk mengoperasikan mesin dan peralatan.
Produksi serat kapas dan polyester pun memerlukan energi yang besar. Dari penggunaan energi fosil ini menghasilkan emisi gas rumah kaca, terutama emisi CO2.
Siklus konsumsi yang secara terus-menerus dalam tren pakaian menyebabkan permintaan produksi yang tinggi.
Dalam hal ini, artinya banyak energi yang digunakan dan lebih banyak emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dalam setiap siklus produksi.
Belum lagi, permintaan tinggi akan serat alami, seperti kapas dalam industri pakaian fast fashion menyebabkan pembukaan lahan pertanian baru.
Deforestasi akan merusak ekosistem alami, mengurangi keanekaragaman hayati, dan meningkatnya risiko kerusakan lingkungan.
Selain itu, proses ini menghabiskan sumber daya air, energi, dan bahan baku. Produksi serat seperti kapas membutuhkan penggunaan air yang banyak dan proses memerlukan energi yang signifikan.***