BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pada hari ini, 9 Agustus 2019, Provinsi Riau memperingati hari ulang tahun yang ke-62. Di usia 62 tahun ini, banyak ‘kado’ yang menyedihkan untuk Riau.
Pertama, Riau masih saja diselimuti oleh kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Bahkan, sudah lebih sepekan terakhir kabut asap ini menyelimuti Riau.
Akibatnya, banyak masyarakat yang terkena peyakit seperti asma, paru-paru, ataupun iritasi mata. Seperti yang disebutkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, M Amin.
“Sudah ada yang sakit. Dampak asap ada beberapa yang muncul, ispa, asma, paru-paru, jantung, dan juga iritasi mata,” tutur Amin.
Belum selesai asap, datang lagi laporan menyedihkan dari Badan Anggaran DPRD Riau, seperti yang tertulis dalam Laporan Hasil Kerja Pembahasan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Riau terhadap pertanggungjawaban APBD 2018.
Baca :Spesial HUT ke-62: Asal Mula Kata Riau
Dari laporan tersebut, Pengeluaran per kapita penduduk Riau dinilai tidak memenuhi standar hidup layak. Data menunjukkan pada tahun 2018, pengeluaran rata-rata per hari penduduk Riau hanya Rp30.467.
“Dalam setahun, pengeluaran per kapita penduduk Riau sebesar Rp10.968.000. Ini artinya, pengeluaran rata-rata per bulan adalah sebesar Rp914.000 atau Rp30.467 per harinya. Ini untuk tahun 2018,” jelas juru bicara Badan Anggaran DPRD Riau, Nasril.
Setahun sebelumnya, atau pada tahun 2017, pengeluaran per kapita penduduk Riau hanya sebesar Rp10.677.000 atau rata-rata pengeluaran per hari sebesar Rp29.252.
“Dan pengeluran Rp29 ribu sampai Rp30 ribu itu tidaklah memenuhi standar hidup layak,” lanjut Nasril.
Tidak hanya tidak memenuhi standar hidup layak, pengeluaran Rp30 ribu per hari ini bahkan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar. Sebagai ilustrasi, sekali makan di warung bisa menghabiskan Rp15 ribu, dan dikali tiga per hari.
“Dalam sehari saja, kebutuhan untuk makan sudah Rp45 ribu. Rp30 ribu ini juga tak bisa memenuhi nutrisi kembang anak,” pungkas Nasril.
Dari dunia pendidikan, kabarnya juga tak menyenangkan. Walau sudah berumur 62 tahun, ternyata lebih dari separuh bangunan sekolah di Riau rusak.Â
Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), bangunan sekolah yang rusak mencapai 70,11 persen. Sementara itu, bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang rusak mencapai 69,66 persen. Terakhir, bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang rusak mencapai 52,38 persen.
“Kondisi bangunan sekolah saat ini banyak yang rusak, baik di tingkat SD, SMP, dan SMA,” demikian tertulis di Laporan Hasil Kerja Pembahasan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Riau terhadap pertanggungjawaban APBD 2018, Senin 29 Juli 2019.
Sayangnya, laporan Banggar DPRD Riau ini tidak menyebutkan secara detail apa saja bentuk kerusakan dan kondisi bangunan sekolah yang rusak.
Tak hanya bangunan rusak, Masih dari laporan Banggar DPRD Riau ini, 30 persen siswa SMA di Riau belum bisa melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Alasannya, tidak tersedia komputer untuk melaksanakan UNBK.
Untuk tahun 2018/2019, ada 88.946 siswa SMA/SMK di Riau yang mengikuti UNBK. Rinciannya, 60.118 siswa SMA dan 28.828 siswa SMK. (bpc2)