BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Dusun Kolam Hijau Kampung Buantan Besar Kecamatan Siak masih merupakan bagian dari ibu kota Kabupaten Siak. Tapi sayangnya, untuk menuju desa itu harus melintasi Kecamatan Bunga Raya, melalui Desa Tuah Indrapura. Karena tidak ada akses jalan langsung dari Kecamatan Siak.
Saat bertuahpos.com mengunjungi lokasi itu, memang menemukan kondisi yang miris. Untuk menuju Dusun Kolam Hijau yang memiliki 86 Kepala Keluarga (KK) itu harus menempuh jalan di atas gambut sepanjang 5 kilometer.
Ini bukanlah rute yang mudah karena saat musim penghujan, kondisi jalannya sangat memprihatinkan. Becek, berkubang dan banyak kayu-kayu muncul di tengah jalan. Baik pejalan kaki maupun pengguna sepeda motor, harus ekstra hati-hati saat melintas di atasnya.
Jalan itu juga merupakan satu-satunya alternatif warga Desa Kolam Hijau untuk keluar membeli sembako, peralatan rumah tangga, dan jalan anak sekolah. Serba salah bagi masyarakat sekitar jika ada pergantian musim.
Saat musim hujan, jalan menjadi becek dan berlumpur, kalau musim panas jalan akan pebuh debu. Debunya sangat tajam jika terhirup. Mau tidak mau, masyarakat terpaksa menggunakan jalan itu. Itupun, hanya sekedar saja jika ada keperluan mendadak atau mencari kebutuhan hidup.
Usman Ketua RT 04 RW 02 menuturkan, jalan sepanjang 5 kilometer itu merupakan swadaya masyarakat sekitar dengan melakukan gotong royong setiap hari jumat sejak tahun 2011 lalu. Bahkan masyarakat rela mengumpulkan dana pribadi untuk menyewa alat berat
“Sudah tiga kali kami laporkan ke pemerintah desa, tapi tidak ada respon,” ungkapnya.
Bagaimana dengan listrik? Jangan berpikir dapat menikmati arus ini setiap saat. Untuk listrik, sebagian masih disalurkan ke tetangga. Tidak ada yang sanggup membayar jika di patokkan tarif. Sehingga, masyarakat sepakat, sum-sum beli minyak solar untuk menghidupkan mesin diesel.
Fasilitas umum juga tak banyak di desa itu, hanya ada musholla dan sekolah hasil swadaya masyarakat sekitar. Tak hanya itu, jaringan selulerpun sulit didapatkan, kecuali mau memanjat pohon tinggi.
Beruntung, rasa kegotong royongan masih kuat di kampung itu, kalau ada yang sakit atau melahirkan, tetangga dengan cepat secara membantu.
Ngatimin, salah seorang warga mengaku harus bersabar diri untuk tinggal di daerah terisolir itu. “Pait betul lah hidup di sini. Maaf cakapnya, anak saya terpaksa ikut neneknya di Dumai untuk sekolah, karena kalau disini selalu ketinggalan pelajaran,” katanya.
Sementara itu Jamal alias Ucok ketua pembangunan desa Kolam Hijau juga menyayangkan tidak adanya perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak untuk membantu memperbaiki kondisi ini.
Yang membuatnya heran, pada akhir tahun 2014 lalu Kabupaten Siak melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Siak mendapat Penghargaan Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah (PKPD) oleh Kementrian Pekerjaan Umum RI setelah dianggap berhasil melaksanakan pembangunan infrastruktur. Dimana, Kabupaten Siak meraih posisi terbaik kedua Nasional di antara lebih dari 400 kabupaten se Indonesia kategori Pekerjaan Umum Sub Bidang Bina Marga.
“Tapi kenyataannya, masih banyak ditemui jalan yang rusak parah,” sebutnya.
Dikatakannya masyarakat Kolam Hijau sangat berharap sekali adanya pembangunan infrastruktur jalan menuju desa itu. Tidak banyak yang diminta masyarakat, masyarakat hanya meminta agar dibuatkan Pengerasan jalan.
“Gak usah pakai aspal, cukup pengerasan saja sudah lumayan, kami jadi bisa keluar masuk desa,” pintanya. (syawal)