BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Riau tak lagi dikenal sebagai daerah kaya minyak. Bersama delapan daerah lain, yaitu Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Makassar, dan Lombok, ditetapkan sebagai destinasi wisata syariah. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Esthy Reko Astuti kepada kompas.com beberapa waktu lalu.
Sembilan daerah tersebut ditentukan berdasarkan kesiapan sumber daya manusia, budaya masyarakatnya, produk wisata daerah, serta akomodasi. Ini menjelang peluncuran produk wisata syariah tahun 2014. Hal itu diaminkan Chairman of Riau Tourism Board, Fadlah Sulaiman, SH., MM, saat dihubungi bertuahpos.com. “Itu benar. Jika kita lihat di daerah Riau memang memiliki potensi wisata religi yang bagus,” ujarnya Rabu (22/01/2014).
Ia menilai keputusan Dirjen Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merekomendasikan Riau sebagai destinasi wisata syariah memang tepat. “Karena kita memang siap karena telah menyediakan banyak tempat peribadatan yang mudah dijangkau, makanan yang halal, dan keamanan wisatawan terjamin,” sebutnya. Pihaknya juga telah menyiapkan buku yang berjudul visit Riau sebagai panduan bagi para pelancong.
“Jadi wisatawan itu kalau mau rekreasi ke mana saja tidak akan buta arah,” ujarnya.
Fadlah sampaikan bahwa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) di Riau tiap tahunnya meningkat. “Selama 2012 ada 51.230 orang yang datang ke sini (Riau) dan meningkat jadi 53.790 wisman di tahun 2013,” paparnya. Jumlah itu didominasi pelancong asal Malaysia, Singapura, serta China. Dan ia meyakini jumlah itu jauh lebih besar. Karena menurutnya para wisman juga banyak masuk dari pintu keimigrasian provinsi lain. “Seperti wisatawan dari China maupun Singapura, yang ingin melihat bakar tongkang di Rokan Hilir (Rohil). Mereka terkadang singgah ke keluarganya dulu yang ada di Batam maupun Jakarta, habis itu baru berangkat ke Riau. Sehingga mereka tidak tercatat di keimigrasian wilayah kita,” jelasnya.
Fadlah mengajak Pemerintah Daerah, masyarakat dan biro perjalanan menyukseskan program itu dengan mengemas even-even religi dengan maksimal. Karena wisata syariah di Riau terbilang potensial dan bisa menjadi alternatif selain wisata konvensional. Sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat tempatan bisa ditingkatkan. (Riki)