BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Tahun 2016 ini dipercaya sebagai masa politik, khususnya untuk tiga daerah di Provinsi Riau yang belum melaksanakan Pilkada serentak. Seperti Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, dan Indragiri Hilir (Inhil) dijadwalkan melangsungkan pesta demokrasi awal 2017.
Bahkan Kampar yang merupakan salah satu kabupaten tertua di Riau ini sudah muncul beberapa nama yang bakal maju sebagai calon bupati. Sebut saja Zulher, mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau ini sudah sejak lama didengungkan bakal ikut persaingan.
Selain itu Eva Yuliana yang merupakan istri Bupati Kampar saat ini, Jefry Noer dan juga anggota DPRD Riau  juga disebut-sebut bakalan maju. Dan masih banyak lagi nama dan wajah-wajah di baliho yang tersebar di Kampar, terutama Bangkinang.
Selain beberapa nama tersebut, tokoh masyarakat Kampar, Prof Ilyas Husti secara terbuka menyatakan ikut menjadi salah satu kandidat bursa bupati Kampar 2017. “Insya Allah saya akan ikut bersaing jadi bupati Kampar nanti,†ujarnya kepada kru bertuahpos.com. Â
Direktur Pasca Sarjana UIN Suska Riau ini mengklaim sudah mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat di Kampar. “Kalau dukungan sudah ada, baik dari masyarakat dan juga tokoh-tokoh agama,†paparnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pekanbaru ini menyampaikan jika terpilih sebagai bupati akan meningkatkan pembangunan dan mensejahterakan masyarakat. Yang saat ini dirasanya masih kurang.
Seperti yang diketahui Kampar termasuk dari tiga daerah di Provinsi Riau yang akan melaksanakan pilkada serentak pada Februari 2017 mendatang. Sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau telah mewanti-wanti persoalan tapal batas akan mencuat dan menjadi penghambat dalam proses Pilkada serentak.
Bahkan saat ini beberapa RW di Kota Pekanbaru seperti yang berada di Kecamatan Bukit Raya Simpang Tiga berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 18 tahun 2015 tentang Tapal Batas masuk jadi wilayah administratif Kampar.
Akibatnya akan berdampak pada keikutsertaan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk dua daerah tersebut. Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sendiri menyatakan saat ini masih berupaya agar tiga RW tersebut kembali masuk jadi daerah Pekanbaru. (Riki)