PASCA – terpilih sebagai Direktur Utama (Dirut) Bank Riau Kepri, Dr Irvandi Gustari, tengah menyusun program dalam upaya memajukan bank milik pemerintah daerah di Riau tersebut. Redaksi majalah bertuahpos berkesempatan berbincang santai dengan dirut BRK ini pada awal Mei ini. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana Anda mengatasi pandangan publik, terutama soal sistem di internal BRK yang saat ini banyak dinilai negatif?
Tahap awal mungkin kita akan rapikan. Sebelumnya juga sudah saya jelaskan kepada pemegang saham saat RUPS, bahwa saya pulang ke Riau enggak mau sia-sia. Enam bulan target tak tercapai saya siap mengundurkan diri.
Saya membawa visi BRK menjadi bank kebanggaan tuan rumah di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Sekarang tugas saya bagaimana memoles pemahaman orang-orang di dalam menjadi petarung untuk menyatukan persepsi. Saya optimistis BRK ke depan akan lebih maju.
Saya akan bawa sesuai dengan spirit Riau. Target jangka pendek saya yakni melakukan pembenahan di internal, SDM karyawan. Pembenahan kompetensi, pembenahan struktur organisasi. Ini perlu untuk menjawab tantangan kemajuan BRK dan termasuk sistem prosedur rekrutmen dan pelatihan.
Termasuk pengembangan budaya kerja yang produktif.
Kita selama ini terlena dengan banyaknya dana-dana yang diberikan oleh pemegang saham. Sekali lagi saya tegaskan bahwa ini sebenarnya cuma persoalan maindset. Ada banyak hal pendukung yang seharusnya dimiliki BRK untuk menuju pada capaian itu. Kualitas misalnya, produk, dan sarana penunjang lainnya.Â
Bagaimana dengan BRK sendiri, dengan ketersediaan SDM dan fasilitas sarana yang tersedia saat ini apakah mampu mengantarkan BRK mencapai target itu?
Untuk mengubah itu saya lihat produk kita siap. Waktunya tiga bulan ke depan, tak lama-lama. Karena tak ada waktu lagi. Saya merancang akan ada perubahan pola service atau pelayanan. Dengan kata lain ada standar pelayanan yang sama di BRK. Keserangaman ini menurut saya perlu diciptakan untuk menanamkan brand kepada pemilik atau nasabah, kepada masyarakat bahwa BRK punya standar pelayanan yang sama. Dan itu bisa didapatkan pada setiap cabang BRK. Tentunya saya perlu bantuan kawan-kawan yang lain untuk maju bersama. Saya tak bisa senidiri. Harus bareng-bareng majunya.
Bagaimana perkembangan BRK go nasional? Apakah ini masuk dalam target BRK yang ingin dicapai?
BRK go nasional, akhir tahun rencana itu jadi. Untuk buka cabang di Jakarta. Memang banyak dikomentari. Bagi saya konsep go nasional itu harus tetap paralel. Rencana ini bukan saya yang buat. Memang sudah lama. Ada tiga tempat yang menjadi target pembukaan cabang BRK.
Salah satu syarat utama kita harus memperlihatkan atau menonjolkan eksistensi kita. Dengan demikian akan dapat mengangkat pasar. Terutama untuk orang Riau yang melakukan transaksi di sana.Â
Ke depannya setelah sukses di Jakarta akan membuka peluang sama di Bandung dan Jogjakarta. Jadi, eksistensi BRK harus muncul dulu. Kalau di Riau-Kepri kita lihat lagi daerah mana yang cocok untuk dikembangkan. Apakah di daerah kepulauan berpotensi. Cabang tidak terlalu penting tapi transaksinya yang perlu ditingkatkan.
Laba BRK beberapa tahun belakangan berkisar diangka Rp 500 miliar. Padahal menurut sejumlah kalangan, laba BRK bisa mencapai Rp 1 triliun.
Saya meyakini bahwa laba BRK berpotensi lebih dari angka itu. Saya meyakini ada beberapa sektor yang belum digarap secara maksimal. Misalnya dana pihak ketiga. Di Riau dan Kepri yang beredar komposisinya dana pemerintah hanya 18 persen. Padahal ada dana perorangan sebesar 64 persen yang belum tergarap. Peluang ini diambil oleh bank lain. Kenapa potensi ini ada, karena BRK adalah banknya orang Riau dan Kepri. Hanya saja ini belum optimal. Saya meyakini potensinya lebih dari itu.
Upaya pengembangan UMKM, dukungan dan program apa yang akan dilakukan BRK?
Untuk saat ini BRK akan memberikan kredit produktif untuk UMKM hanya 5 persen, dan itu angka yang relatif kecil. Sejalan dengan visi kita tumbuh kembangkan UMKM. Artinya kalau betul-betul dikelola dengan untungnya besar. Urusan macet dan segala macamnya diatasi dengan aturan. Jadi jangan takut mecet. Sistemnya yang dijaga.
Saya optimistis. Saya melihat bahan bakunya sudah bagus di sini. Hanya butuh keseriusan memolesnya. Saya melihatnya tidak sulit untuk mengaturnya lagi. Gol akhir, BRK menjadi bank terbaik di Riau-Kepri. Ujung-ujungnya saya ingin eksis di MEA. Uang kita lebih banyak tapi butuh waktu dua atau tiga tahun. Tekad kita untuk membangun ini harus dengan tekad tulus dan ikhlas.(mel/mj)
Source: Majalah Digital BertuahPos