BERTUAHPOS.COM – Apakah kebutuhan atau keinginan yang Anda dahulukan? Memang kedua kata yang berbeda ini, pada prakteknya bisa jadi serupa. Yang menyebabkan terjadinya pengeluaran uang Anda menjadi berlebihan.
Untuk memperoleh hidup sejahtera dalam segi finansial khususnya, memang Anda di tuntut serba cerdik dalam melakoninya. Berbagai jalan pun Anda tempuh, untuk menggapai cita-cita tersebut, entah itu berusaha, menabung, investasi dan masih banyak lagi yang pada pokoknya dapat menjamin jumlah uang Anda tetap ‘balance’ dan serba kecukupan untuk menjalankan hidup yang penuh tantangan ini.
Berbagai siasat memang telah Anda lakukan dengan baik, tetapi bagaimana dengan persiapan Anda? Apakah sudah terkontrol dengan baik, karena pada faktanya banyak orang yang sukses dari segi finansial bisa langsung terpuruk, bahkan bangkrut akibat tidak dapat memprioritaskan antara kebutuhan dan keinginan.
Hati-hati kalau Anda tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Karena kalau Anda tidak bisa membedakan mana yang masuk kebutuhan dan mana yang sebenarnya masuk keinginan, bisa-bisa Anda menjadi orang yang boros.
“Sifat boros ini bisa menjadi biang masalah dalam keuangan Anda. Dengan hidup boros, lama kelamaan bisa terjadi defisit. Pemasukan Anda sudah tidak mampu lagi membiayai pengeluaran yang terus membesar karena sifat boros. Dan kalau sudah defisit, seringkali mencari jalan keluar yang singkat yaitu dengan berhutang. Hutang, apalagi yang berbunga, bisa membuat Anda bangkrut. Dan bangkrut itu adalah akhir dari nasib keuangan Anda,” jelas Ahmad Gozali, Independent Financial Planer dari Zelts Consulting.
Sebenarnya kebutuhan versus keinginan adalah kunci untuk Anda hidup sejahtera. Dan untuk melaluinya tidaklah sulit, Anda hanya membutuhkan mindset yang menegaskan bahwa kebutuhanlah yang memiliki kapasitas tertinggi dalam sebuah kehidupan. Jadi bukan keinginan yang di atas segalanya.Â
Secara garis besar kebutuhan adalah beberapa pengeluaran dikeluarkan untuk hal yang rutin dan penting dibayarkan setiap periode tertentu. Biasanya beberapa hal yang termasuk di dalamnya adalah kegiatan menabung atau investasi, pembayaran asuransi, keperluan anak, keperluan rumah tangga, keperluan transportasi, serta pembayaran cicilan dan lain-lain.
Sedangkan keinginan merupakan hasrat atau kehendak mengenai hal apa yang diinginkan seseorang, yang terkadang dilakukan sebagai mimpi dan nafsu saja. Dalam hal ini termasuk pengeluaran pribadi dan dapat dikategorikan sebagai bentuk pemuasan atas hasrat semata, sehingga dampaknya seseorang dapat membelanjakan sesuatu, padahal itu semua belum tentu dibutuhkan, bahkan parahnya barang tersebut sangat tidak penting dalam hidup Anda.
Dalam kebutuhan yang biasanya dikeluarkan secara rutin, bisa juga terselip keinginan. Contoh, penggunaan gadget. Bagi Anda yang memiliki smartphone dirasa cukup untuk menunjang pekerjaan. Misalnya untuk mengecek email, browsing dan lain sebagainya. Tetapi akibat perkembangan arus teknologi Anda juga membeli tablet, yang kurang lebih fungsinya tidak jauh berbeda dengan smartphone, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kerja Anda dirasa kurang maksimal.
Dilihat dari contoh di atas, terlihat jelas antara keinginan dan kebutuhan beda tipis. Tetapi pengeluaran pun sudah terlanjur terjadi. Bahkan efeknya untuk membuat gadget-gadget itu aktif pengeluaran untuk ‘puls’ pun meningkat menjadi dua kali lipat setiap bulannya.
Kiat-kiat yang Patut Anda Coba
Faktor terbesar yang menjadi pendorong seseorang menjadi begitu bernafsu membeli barang adalah ingin. Padahal, sebaiknya kita hanya membelanjakan uang untuk sesuatu yang kita butuh. Pada tip ini Anda dituntut dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan merupakan hal yang wajib dipenuhi, sedangkan keinginan bersifat sementara yang hanya menyenangkan hati saja. Anda boleh memenuhi keinginan asalkan kebutuhannya sudah terpenuhi. Catat kebutuhan Anda selama satu bulan penuh dan perkirakan uang yang akan dikeluarkan untuk membelanjakan kebutuhan tersebut. Bila ada tersisa, maka Anda boleh memenuhi keinginan. Berikut trik untuk menyiasati antara kebutuhan dan keinginan.
1.Membuat analisisÂ
Ambil secarik kertas dan tulislah apa saja yang Anda inginkan. Misalnya pergi ke pusat perbelanjaan, membeli barang yang tidak begitu dibutuhkan, pergi ke bioskop seminggu 2 kali, dan lain sebagainya. Tulis hal-hal tersebut dan temukan juga jawabannya. Jika Anda sudah membuat analisis seperti itu, maka secara tidak langsung Anda akan berpikir lebih dalam dan teliti bila ingin mengeluarkan uang.Â
2.Membuat skala prioritas
Buatlah skala prioritas mengenai kebutuhan Anda. Anda harus mengetahui mana kebutuhan yang benar-benar penting dan mana kebutuhan yang bisa ditunda. Urutkan mulai dari kebutuhan yang benar-benar penting dahulu, lalu selanjutnya kebutuhan lain yang bisa ditunda.Â
3.Membawa uang secukupnyaÂ
Jika Anda memiliki rencana untuk pergi berbelanja, maka bawalah uang secukupnya. Kalau perlu, catat kebutuhan apa saja yang akan Anda beli. Bila terlalu banyak uang yang dibawa, maka besar kemungkinan Anda akan membeli berbagai keperluan yang tidak penting.Â
4.Membuat anggaran belanjaÂ
Anggaran belanja penting untuk ditulis agar Anda mengetahui berapa jumlah uang yang dikeluarkan dalam satu bulan dan hal-hal apa saja yang harus dipenuhi. Dalam catatan, buatlah berbagai pos, seperti pos kesehatan, peralatan, liburan, pakaian, kecantikan, dan lain-lain. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengontrol pengeluaran per bulannya.
5.Alihkan menjadi belanja produktif
Bagi Anda yang rasanya sulit sekali membendung keinginan untuk berbelanja, coba alihkan pembeliannya menjadi sesuatu yang lebih produktif atau tahan lama. “Daripada membeli pakaian yang harganya jelas turun, lebih baik belanja perhiasan emas yang harganya stabil bahkan bisa naik. Daripada beli perlengkapan rumah yang ternyata juga sangat jarang dipakai, lebih baik beli reksadana, deposito, atau saham yang jelas bermanfaat untuk investasi,” ucap Ahmad Gozali.
6.Cash is the limit
Bagi Anda yang sulit membendung keinginan untuk membeli sesuatu, mungkin tip dan trik ini sangat baik untuk Anda. Jadi untuk mengatasi rasa kesulitan untuk membatasi keinginan, cobalah batasi kesempatannya dengan cara membawa uang cash dan biasakan membawa kartu debet saja ketika belanja, dan gunakan kartu kredit hanya untuk waktu-waktu darurat saja. (koran-jakarta.com)