BERTUAHPOS.COM– Krisis listrik yang terjadi di Siak serta belum jelasnya pengesahan Rancangan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) sangat berdampak terhadap investasi yang masuk ke Siak.
Bahkan delapan investor yang akan membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) harus menunda investasinya akibat krisis listrik dan pembangunan galangan kapal. Belum lagi developer yang menunda rencana pembangunan property akibat belum sahnya RTRW.
Kondisi ini bagi Pemkab Siak sangat mengganggu dan menghambat kemajuan Siak ke depannya. Berbagai usaha dan upaya yang dilakukan Pemkab untuk mengatasi kondisi ini belum juga membuahkan hasil.
“Kami ingin membuat daerah kami lebih maju akan tetapi di balik keinginan itu ada hambatan yang bukan berasal Pemkab,†ujar Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi seperti dikutip riaupos.co, Jumat (11/5/2012).
Menurut dia, persoalan listrik yang ada di Siak ini merupakan masalah mendasar dan Pemkab terus mengupayakan agar PLN bisa menyelesaikan masalah ini.
Bahkan, sewaktu Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN sudah disampaikan kondisi ril yang ada terkait krisis listrik di Siak dan sudah menemukan jalan dengan memanfaatkan beberapa “sendok†gas milik Petro Selat Ltd yang berada di Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar pembangkit oleh PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR).
Akan tetapi, lanjutnya, dari hasil tersebut Pemkab sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan PLN WRKR dan manajemen Petro Selat belum juga menunjukkan hasil yang memuaskan.
Rencana semula, membangun pembangkit listrik berbahan bakar gas di kawasan tersebut sampai saat ini masih juga dalam proses pihak PLN.
Padahal jika ini dimaksimalkan maka dalam rencana waktu penyelesaian akhir tahun ini sudah bisa dioperasikan. Dalam usaha menggesa percepatan pembangunan pembangkit ini, lanjut Bupati, Pemkab siap dengan segala yang menjadi tugas dan tanggunjawab yang diberikan. Namun lagi-lagi hal itu harus mengalami penundaan waktu yang entah kapan bisa direalisasikan.
Saat ini sebagian besar pasokan listrik di Siak ini masih ditanggulangi oleh Pemkab, tentunya ini tak bisa dibiarkan terus menerus, melainkan ada usaha dan inisitif dari PLN untuk menyelesaikan krisis listrik di Siak ini. “Bayangkan saja, jika pembangkit listrik milik Pemkab terganggu, maka gelap gulitalah Siak,†ungkapnya.
Persoalan listrik di Siak, sebut mantan Pj Bupati Kepulauan Meranti ini, merupakan persoalan mendasar dan harus diselesaikan dengan cepat karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Ketersediaan pasokan listrik jadi modal Pemkab untuk meyakinkan para investor menanamkan modalnya di Siak. Setiap kali investor datang ke Siak, hal pertama kali yang disampaikan adalah ketersediaan pasokan listrik, karena menurut mereka ini merupakan faktor terpenting untuk melakukan operasional produksi.
Sementara itu, untuk RTRW diakui Syamsuar, memang jadi persoalan yang sangat kompleks tak saja di Siak tapi semua daerah di tanah air. Apalagi di Siak ini banyak terdapat kawasan HGU, HPH dan HTI perusahaan.
Seharusnya pusat dapat lebih jeli melihat ini. Jika izin HGU, HPH dan HTI nya telah berakhir tak pernah dikoordinasikan dengan daerah, padahal jika dikoordinasikan, daerah dapat mengusulkan penolakan dengan memanfaatkan lahan itu bagi kepentingan masyarakat. ‘’Ini tidak, malah diperpanjang tak tahunya terjadi konflik interest bersama masyarakat,’’ jelasnya.
PLN Siapkan Banyak Pembangkit
Untuk meningkatkan pelayanan di bidang kelistrikan terus diupayakan oleh PLN WRKR untuk Kabupaten Siak. Jika sebelumnya, ada anggapan lemahnya elektrifikasi di Siak menghalangi investasi di kabupaten tersebut, kini PLN sudah mengupayakan adanya pembangkit-pembangkit diesel.
Deputi Manager SDM dan Humas PLN WRKR, Sarno mengungkapkan, PLN sudah menyiapkan rencana jangka pendek untuk mengatasi kondisi listrik yang masih defisit di Siak.
“Solusi jangka pendek yang telah PLN laksanakan adalah telah menyewa mesin pembangkit diesel (PLTD) sebesar 5 MW dan telah beroperasi tanggal 9 Mei 2012 lalu,† ujarnya.
Sementara untuk jangka panjang, PLN sedang membangun Pembangkit Listrik Mini Gas PLTMG sebesar 30 MW di lokasi Rawa Minyak. Pembangkit tersebut dibangun oleh PLN Pembangkit Sumatra Bagian Utara. PLTMG Rawa Minyak dijadwalkan beropersi pada November 2012. (riaubisnis.com)