BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mencatat sepanjang semester I-2016Â luas lahan di Riau yang terbakar menjacap 1.400 hektar. Jumlah lahan yang terbakar ini tentu saja meningkat dari sebelumnya yakni hanya 1.061 hektar pada saat bulan puasa lalu.
Kepala BPBD Provinsi Riau, Edwar Sanger mengatakan, meski luas lahan yang terbakar meningkat, namun jumlah ini jauh lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya.
“Dari Januari hingga Juli 2016 ini terdata 1.400 ha lahan yang terbakar. Jumlah ini jauh menurun dibanding 2015 pada periode yang sama,” jelasnya.
Selain terus melakukan upaya pengawasan di lapangan, heli untuk penanganan karhutla juga sudah disiapkan. Sewaktu-waktu helikopter ini akan dioperasionalkan untuk dilakukan water bombing.
Sementara itu untuk daerah yang menjadi prioritas dalam antisipasi karhutla tersebut diantaranya, meliputi 4 Kabupaten/kota. Yaitu Dumai, Rokan Hilir (Rohil), Pelalawan, Siak.
“Kemarin juga terpantau ada 3 hotspot (titik panas) di Indragiri Hilir (Inhil). Tim Satgas langsung turun untuk mengecek apakah titik ini berpotensi Karhutla,” ungkapnya. Dia menambahkan BPBD terus optimalkan pencegahan Karhutla. Guna mencegah berulangnya bencana asap seperti 18 tahun yang lalu.
Sebelumnya, Edwar Sanger mengatakan luasan wilayah ini sesuai dengan hasil laporan yang diberikan oleh tim Manggala Agni. Pada tahun sebelumnya diperiode yang sama luas kebakaran lahan di Riau sudah 5.000 hektar lebih.
“Kami percaya, selain dari petugas kita yang turun, masyarakat juga ikut berperan dalam melakukan pencegahan dan membantu padamkan api di lahan-halan yang terbakar. Kami berharap langkah ini terus dilakukan. Supaya kebakaran hutan dan lahan di Riau tidak seperti tahun sebelumnya,” katanya.
Hasil pembicaraannya saat bertemu langsung dengan Kepala Badan Nasional Penggulangan Bencana(BNBP), beberapa waktu lalu, pusat juga mengakui bahwa luasan kebakaran lahan tahun ini lebih sedikit. Dalam hal ini Pemerintah Pusat menyatakan diri untuk siap mendukung upaya Pemprov Riau mengatasi Karhutla.
Sementara itu daerah penyumbang kebakaran terbesar pada saat bulan puasa lalu, masih di sekitar Kabupaten Meranti dan Pelalawan. Kedua wilayah itu sempat mengalami kekeringan pada awal tahun lalu. Sementara itu koordinasi dengan provinsi tetangga, seperti Sumsel dan Jambi juga menghasilkan kesepakan untuk dilakukan koordinasi lebih intens soal penanganan karhutlatersebut.
“Siaga darurat mereka juga sama dengan Riau, sampai 30 September nanti. Sampai saat ini aktifitas patroli dengan tim terpadu masih dilakukan di lapangan, terutama di titik rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya.
Langkah tersebut juga dilakukan oleh BPBD kabupaten/kotadi Riau. Sejauh ini patroli bersama tetap menjadi prioritas petugas untuk melakukan pencegahan Karhutla. Selama bulan puasa ini, kata Edwar, BPBD sudah melakukan lebih 10 kali water bombing. Aktifitas itu terakhir dilakukan di Kabupaten Pelalawan, di wilayah teluk meranti.
Penulis: Melba