BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau akan melakukan pengawasan terhadap daging kurban sampai pasca potong. Langkah ini dilakukan untuk menjaga tingkat higienis hewan untuk dikonsumsi oleh masyarakat, dari penyakit yang saat ini dikhawatirkan mengancam kesehatan.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau, Askardiya R Patrianov mengatakan, pengawasan itu langsung dilimpahkan oleh Kabupaten dan kota masing-masing daerah di Riau. Pemerintah provinsi dalam hal ini hanya mengurus beberapa orang untuk terlibat dalam tim pengawasan tersebut.
“Tahun ini sengaja kita berlakukan lebih ketat lagi pengawasannya. Ini untuk mengantisipasi keamanan daging kurban yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Sudah sebulan terakhir ini kita melakukan pengecekan terhadap hewan kurban yang sudah masuk. Akan dilakukan pengawasan terus sampai pasca pemotongan,” ujarnya, Selasa (06/09/2016).
Dia menambahkan, tim yang bertugas sebagai pengawas kesehatan hewan akan melakukan pengecekan kesehatan sehari sebelum hewan kurban dipotong. Selanjutnya, pengecekan dilakukan kembali terhadap daging hewan tersebut, sebelum dibagikan ke masyarakat.
Kewenangan untuk melakukan pengawasan itu ke Pemerintah Kabupaten dan Kota masing-masing dalam rangka memudahkan untuk dilakukannya pengawasan terhadap hewan kurban. Sejauh ini dia menegaskan belum ada temuan terkait penyakit membahayakan dari hewan kurban yang sudah masuk ke Riau. “Kami akan terus menjaga,” sambungnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Riau memperkirakan kebutuhan permintaan sapi pada lebaran Idul Adha tahun ini mengalami peningkatan. Ditaksir peningkatan jumlah permintaan itu berkisar sekitar 5 persen.
Patrianov mengatakan peningkatan jumlah permintaan sebesar 5 persen itu dengan estimasi pasokan sebanyak 28 ribu ekor sapi untuk kurban tahun ini. Dia menyebutkan kepastian angka seaungguhnya baru bisa dilihat pada tujuh hari sebelun lebaran Idul Adha nanti.
“Tapi persediaan sapi kurban di Riau untuk tiga tahun terakhir telah mengalami penurunan jumlah. Salah satu penyebabnya karena ekonomi Riau yang juga lesu. Tahun ini naik karena daya beli masayarakat menunjukan peningkatan,” ujarnya.
Saat ini, pihak Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau memberikan instruksi kepada setiap kabupaten dan kota untuk bentuk tim pengawasan terhadap jaminan kesehatan hewan kurban.
Fokus pengawasan yang akan dilkukan lebih kepada jumlah ketersedian dan antisipasi terhadap penyakit menular. Menurut hasil kesimpulan sementara, kata Patrianov indikasi penyakit menular pada hewan kurban itu belum ditemukan. “Selanjutnya baru akan dilakukan pengecekan penyakit individual dari hewan tersebut,” tambahnya.
Penulis: Melba