BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan kawasan gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau akan dijadikan sebagai Laboratorium Gambut Internasional.
Kunjungan Andi Rachman (biasa disapa) ke Kyoto Jepang untuk mengenalkan kepada universitas di sana dan lembaga riset di negara itu tentang program Badan Restorasi Gambut (BRG). Kemudian menentukan Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi laboratorium internasional untuk restorasi gambut.
“Kami sudah mengundang institusi terkait hal ini di Jepang untuk bisa bersama-sama dalam pengembangan dan menjalankan tugas BRG ini,” kata Andi.
(Baca juga:Stig Travik dan BRG Pantau Gambut di Kampar)
Beberapa waktu lalu ketika Andi Rachman masih berada di Jepang, sudah ada pernyataan bersama tentang ini. Dan dalam waktu dekat akan segera ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU di Jakarta.
Perjanjian kerjasama itu diagendakan jika tidak pada akhir Mei 2016 ini, kemungkinan besar akan dilaksanakan pada awal Juni mendatang.
Barulah selanjutnya tahapan itu akan dilakukan di Provinsi Riau. Setelah itu BRG daerah akan melakukan koordinasi dengan tenaga ahli asal Jepang.
Hingga saat ini Pemerintah Provinsi Riau masih melihat progres perkembangan kelanjutannya dari BRG Pusat, apakah akan ada negara baru yang akan dilibatkan dalam kerja sama ini.
Motivasi mengapa hal ini dikarenakan wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi salah satu projek besar BRG untuk memulihkan fungsi gambut.
Selain itu, masyarakat setempat sudah sangat mengenal dengan tanaman sagu. Tingkat kesadaran masyarakat sangat terasa dan bisa dilihat dari budaya gotong-royong yang mereka lakukan untuk menanam sagu.
“Tujuannya dalam rangka meningkatkan sosial ekonomi masyarakat setempat untuk jangka panjang,” tambahnya.
Dari 83 ribu hektare kawasan hidrologis gambut di wilayah itu, yang akan dikerjakan oleh BRG terletak di 2 kabupaten. Yakni Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Bangkalis.
Harapannya, produksi sagu di Riau juga akan bertambah. Dan pengelolaanya dilakukan langsung oleh masyarakat. Target jangka panjang adanya hilirisasi terhadap komoditi ini.
Selanjutnya, dengan hadirnya laboratorium internasional gambut di Riau, akan ada banyak lembaga pendidikan di Indonesia yang melirik kawasan ini untuk melakukan kerja sama pengelolaan dan penelitian.
“Akan ada tukar pikiran tentang ilmu pengetahuan, bahkan ini akan terjadi antar negara,” ujar Andi Rachman.
Penulis: Melba