BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta kepada jajaran pemerintah terkecil, untuk mengurus pasar Cik Puan yang diduga sebagai tempat maksiat.
“Ya, kalau soal itu bisalah RT atau RW nya yang urus. Masa hal seperti ini harus menunggu gubernur juga yang selesaikan,” ujarnya dengan nada sedikit jengkel.
Dia meminta kepada jajaran pemerintah terkecil dikawasan itu, untuk selalu aktif dalam melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap perilaku masyarakat yang tidak bertanggungjawab.
Baik secara peronal atau kelembagaan, Andi Rachman menyebutkan, Pemerintah Provinsi Riau juga tidak ingin melihat sisa bangunan yang belum selesai itu dipergunakan untuk bermaksiat.
“Lurahnya dan camatnya juga harus peka. Jangan mentang – mentang terbengkalai terus mereka tidak memperhatikan lingkungan sekitar sehingga mengabaikan keamanan di sekitar pasar tersebut,” sambungnya.
baca:Â Pasar Cik Puan Pekanbaru Sarang Maksiat, Walikota Cuma Bilang Begini
Sangat mudah sekali untuk menemukan sisa pakaian perempuan di lantai dua bangunan pasar mangkrak Pasar Cik Puan, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru.
Bangunan pasar ini digagas oleh pemerintah untuk mengurai kesemrawutan pasar tradisional di tengah kota. Namun bangunan itu hanya tegak sebatas pondasi.
Klaim kepemilikan tanah antara Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintahan Kota Pekanbaru, adalah akar penyebabnya. Kini bangunan itu tidak ubahnya seperti gedung tua.
“Hanya dijadikan tempat maksiat saja,” ujar Yasir (40), salah seorang pedagang di pasar itu.
Temuan BH dan celana dalam perempuan di atas bangunan itu bukan lagi menjadi hal yang tabu bagi pedagang disini. Selalu ada saja muda mudi yang menghabiskan waktu mereka di atas bangunan itu.
Mau tak mau, Pemerintah lah yang harus disalahkan atas tindakan maksiat yang terjadi disekitar bangunan tersebut, karena membiarkan bangunan pasar itu begitu saja tanpa ada pengawasan.
baca:Â Tanggapan MUI Tentang ‘Pasar Mesum’ Cik Puan
Penulis: Melba