BERTUAHPOS.COM, LIMAPULUH KOTA – Perekonomian petani Gambir di Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, kembali membaik. Hal ini tidak terlepas dari naiknya harga Gambir Rp 45-50 ribu perkilogram sejak beberapa bulan terakhir.Â
Â
Sebelumnya, harga Gambir Rp 17 ribu perkilogram, merosotnya harga Gambir jelas saja membuat perekonomian masyarakat sekitar mati suri. Mengingat, hampir seluruh warga Kapur IX memiliki mata pencarian dari Gambir.Â
Â
Bila harga jatuh, otomatis biaya operasional kebun Gambir tidak mencukupi. Akibatnya, membuat Petani Gambir membiarkan kebun Gambirnya tampa terurus. Begitu juga dengan kondisi perekonomian sebutlah daya beli masyarakat, pendidikan, hingga kesehatan masyarakat ikut terganggu.Â
Â
Salah seorang Petani Gambir, Sardi, menyebut harga Gambir saat ini cenderung meningkat. “Harganya memang saat ini sudah naik. Dan kita berharap agar harga Gambir ini tetap stabil, sehingga perekonomian masyarakat terus tumbuh dan berkembang,” pintanya.Â
Â
Camat Kapur IX, Alfian, juga mengharapkan kestabilan harga Gambir. Mengingat, dengan membaiknya harga Gambir, ekonomi masyarakat dari semua sektor kehidupan ikut naik.Â
Â
“Saat harga Gambir Rp 17 ribu, perekonomian masyarakat lumpuh, pasar lengang, daya beli masyarakat rendah, hingga tukang becak tidak dapat uang, karena masyarakat tidak ada yang ke pasar jadi siapa yang mau diangkut tukang becak,” jelas Camat.Â
Â
Namun, sejak harga naik lima bulan terakhir, perekonomian tampak menggeliat dimana ditandai dengan tingginya daya beli masyarakat. Kemudian semua kebutuhan hidup para petani berjalan sangat baik, bahkan kini banyak terlihat petani membeli barang-barang mewah seperti kendaraan roda dua dan empat.Â
Â
“Saat sekarang petani Gambir dalam sehari bisa mendapatkan gaji Rp 200 ribu. Tentu saja, semua elemen kehidupan jadi bangkit, mulai dari petani, pekerja pengangkut, tukang becak, toke, hingga daya beli dipasar dan diwarung-warung masyarakat menggeliat kembali,” sebut Camat. (Khatik)Â