BERTUAHPOS.COM, KUANSING – Situasi mencekam terjadi di kantor Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) pada Minggu (24/11/2024). Ratusan warga memadati area kantor, memprotes pertemuan pejabat yang berlangsung di hari libur. Kerumunan massa yang semakin ramai membuat para camat, kepala desa (kades), dan penjabat (Pj) kades yang berada di dalam gedung memilih menyelamatkan diri dengan cara dramatis. Beberapa melompat pagar, sementara yang membawa motor terpaksa mencari jalan keluar melalui tangga belakang.
Sorakan dan teriakan massa yang geram menggema di depan kantor. Mereka mempertanyakan rapat yang dilakukan secara tertutup di hari tenang jelang pemilu. “Keluar kau Sekda! Rapat apa ini di hari libur? Jangan bikin warga curiga!” teriak mereka, disertai aksi dorong-dorongan dengan aparat keamanan.
Melihat situasi yang memanas, Kapolres Kuansing AKBP Pangucap Priyo Soegito turun langsung ke lokasi. Dengan pendekatan persuasif, ia mendatangi kelompok-kelompok massa yang telah menguasai area kantor, berusaha menenangkan suasana.
Di sisi lain, Pj Sekretaris Daerah Kuansing, dr. Fahdiansyah alias Ukup, yang masih terjebak di dalam kantor, menjadi sasaran kemarahan massa. Desakan warga semakin keras, memaksa aparat keamanan mempercepat langkah untuk mengamankan situasi.
Setelah dilakukan negosiasi, Kapolres berhasil meyakinkan massa untuk tidak bertindak anarkis. Ia kemudian membawa dr. Fahdiansyah keluar dari gedung untuk memberikan penjelasan langsung. Dengan wajah tegang, Fahdiansyah meminta maaf kepada warga atas pertemuan yang dianggap mencurigakan tersebut.
“Kami mohon maaf atas kejadian ini. Kami berjanji, menjelang pencoblosan, tidak akan ada lagi pertemuan seperti ini yang dapat menimbulkan kecurigaan,” ujar Fahdiansyah. Ia juga memastikan, jika ada pertemuan di masa mendatang, pemerintah daerah akan melibatkan perwakilan semua pasangan calon (paslon) demi transparansi.
Kapolres turut meredakan ketegangan dengan mengingatkan massa agar tetap tenang dan mendengarkan penjelasan Sekda. “Kita semua satu kampung, jangan sampai emosi memancing keributan. Mari dengarkan apa yang disampaikan,” ujarnya, yang langsung disambut kooperatif oleh massa.
Setelah penjelasan dan janji yang diberikan dr. Fahdiansyah, massa mulai mereda. Sekitar pukul 11.30 WIB, mereka membubarkan diri dengan tertib atas arahan Kapolres.
Insiden ini mencerminkan keresahan warga terhadap transparansi pemerintah di masa-masa sensitif menjelang pemilu. Di tengah situasi yang memanas, langkah persuasif dari aparat keamanan dan keterbukaan pemerintah menjadi kunci meredakan konflik.***