BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Menyikapi persoalan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Riau, Anggota DPRD Riau menilai masalah ini menjadi masalah bersama dan bahkan nasional. Sehingga penyelesaiannya juga dari semua elemen masyarakat bukan hanya pada tugas pemerintah daerah saja.
“Pemerintah harus menjelaskan kepada masyarakat tentang perkembangan penanganan karhutla yang ada secara detil. Berapa luas area terbakar, berapa dan apa saja peralatan yang tersedia baik itu pesawat, heli, pompa, air, selang, dana hingga logistik petugas,” ujar Anggota DPRD Riau Sofyan Siroj Lc kepada pers, Rabu 11 September 2019.
Bahkan detilnya, lanjut Sofyan Siroj, harus sampai mengetahui berapa jumlah petugas, bagaimana dengan koordinasi hingga pembagian tugas. Berapa juga harus diberitahu kepada masyarakat, kemampuan ini sudah bisa mencakup berapa persen dari penanganan yang seharusnya.
Ia melihat, harus ada penjelasan kesanggupan dari pemda kabupaten dan kota, termasuk pemerintah provinsi serta pemerintah pusat dalam menyelesaikan karhutla. Sebab, bila diketahui ternyata pemerintah kewalahan, maka masyarakat bisa membantu. Kebersamaan akan terbentu dengan sangat kuat,” ungkap Sofyan Siroj dari Partai Keadilan Sejahtera.
Menurutnya, relawan-relawan dari masyarakat dapat dibentuk, tergalangnya dana dan peralatan. Kebersamaan itu akan membuat masyarakat turun terjun langsung mengatasi api yang kian bertambah.
“Api ini hanya bisa diselesaikan dengan pemadaman dari kita dan rahmat Allah dengan hujannya. Namun ikhtiar kita sebagai manusia harus dilakukan. Tidak bisa hanya dengan demo, buat memo sindiran apalagi marah – marah,” jelasnya.
Sofyan Siroj juga menegaskan kembali, masyarakat Riau harus bersama – sama mencari solusi. Harus mencari solusi bersama dan semua harus berkontribusi untuk mengatasi karhutla ini.
Sofyan Siroj juga mengapresiasi yang telah dilakukan Pemerintah Daerah dengan pendekatan spritual seperti shalat istisqo. Hal ini sangat baik dan merupakan pendekatan diri kepada Allah serta sebagai wujud intropeksi diri kita kepadaNya.
Karena apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita. “Kita apresiasi hal ini, pendekatan secara iman ini sangat bagus sekali,” tukasnya.
Alumni Al Azhar Cairo ini juga menutup dengan sebuah ayat Arrum. “Mereka hanya mengetahui yang lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai [ar-Rûm/30:7]
Ia menjelaskan sebuah contoh yang nyata, dalam memahami arti kerusakan di muka bumi yang sedang mencuat belakangan ini.Â
Saat ini, banyak orang, tidak terkecuali kaum Muslimin, yang mengartikan kerusakan di muka bumi hanya sebatas pada hal-hal yang nampak, seperti bencana alam, kebakaran, pengerusakan hutan, penyakit menular yang mewabah, banjir bandang, pemanasan global dan lain sebagainya. Mereka melupakan kerusakan-kerusakan yang tidak kasat mata yang lebih parah efek buruknya.Â
“Padahal ini adalah kerusakan yang paling besar dan fatal akibatnya. Kerusakan inilah yang menjadi penyebab kerusakan-kerusakan yang di permukaan bumi,” tukasnya. (bpc1)