BERTUAHPOS.COM,PEKANBARU – Saat ini permintaan rumah di Riau masih tinggi, tetapi kenaikan BBM akan berdampak kepada kemampuan bayar cicilan masyarakat yang akan menjadi rendah.
“Kalau pemerintah tidak segera mencarikan solusi atau mengendalikan harga bahan material yang saat ini tidak terkendali, berarti pemerintah sama dengan membunuh pengusaha propety secara perlahan. Karena rumah yang telah dibuat oleh pengembang tidak laku terjual,” ujar Zulkifli Toguan, pengusaha property Sejahtera Group kepada bertuahpos.com, Rabu(19/11/2014).
Untuk itu hal yang dapat dilakukan oleh pengembang saat ini, pertama menghitung ulang lagi untuk membangun perumahan. Sedangkan bagi pengembang yang menggunakan jasa bank maka harus menyusun jadwan kembali (reschedulle) kepada bank untuk menunda jatuh tempo taguhan tagihan.
“Kalau menurut saya adanya kenaikan BBM saat ini tidak tepat, karena harga minyak dunia saat ini sedang alami penurunan, mengapa kita Indonesia justru menaikan harga BBM bersubsidi,”tutur Zulkifli yang juga sebagai Advocate.
Dijelaskan Zulkifli, kalau pemerintah bilang dengan adanya kenaikan BBM bersubsidi sebesar 40 persen atau Rp2.000 per liter, itu tidak masuk akal, karena kebutuhan BBM merupakan kebutuhan tiap hari , sementara pemerintah akan membagikan kartu subsidi itu satu kali dalam satu bulan, berarti ini kan tidak berimbang.
“Berapa keuntungan dari kenaikan BBM ini, yang merupakan kebutuhan setiap hari. Sementara pembagian subsidi per bulan,” tuturnya.
Pemerintah harus mengkaji ulang kebijakan tersebut dan pemerintah harus bertanggungjawab, ini menyangkut kesejahteraan rakyat. Apalagi kalau saya lihat adanya kenaikan BBM ini akan senang bagi pemerintah mendapat keuntungan dan penyelewengan keuangan.
Untuk itu pemerintah harus lakukan transparansi BBM subsidi ini kepada masyarakat, berapa keuntungan yang diperoleh harus di beberkan kepada masyarakat.(yogi)