BERTUAHPOS.COM, PANGKALAN KERINCI – Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah terdengar sejak Oktober 2014. Diperkirakan harga BBM akan naik pada November 2014, namun hingga saat ini belum ada kepastian waktunya.
Pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM subsidi untuk memperkecil beban pengeluaran APBN hingga ratusan triliun rupiah. Dana hasil penghematan anggran tersebut dialihkan untuk program pendorong ekonomi.
Dampak kenaikan harga BBM tersebut tentunya dialami berbagai sektor industri, termasuk automotif. Mengaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, penjualan mobil dan sepeda motor akan menurun selama beberapa waktu sebagai imbas kenaikan harga BBM.
“Kenaikan harga BBM bersubsidi sudah sering terjadi di Indonesia. Pengaruhnya memang ada, namun hanya jangka pendek. Setelah itu penjualan mobil diyakininya kembali normal,” ungkap Supervisor (SPV) PT. Capella Medan Daihatsu, Rendi Dwi Satria kepada Bertuahpos.com rabu (12/11/2014).
Menurut Rendi, kenaikan harga BBM bersubsidi nantinya akan banyak berpengaruh pada hal-hal di luar proses produksi seperti kenaikan tarif transportasi dan kenaikan harga barang kebutuhan lain. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kenaikan upah buruh yang bekerja pada industri.
“Mungkin (penjualan turun) sekitar 10-15 persen dan mungkin waktunya 2 bulan, bagi kami itu dianggap normal. Kami sangat menunggu keputusan pemerintah,” ujarnya.
Terlepas dari itu, pihaknya masih optimis dengan kinerja sektor otomotif. Tahun depan diperkirakan penjualan kendaraan roda empat dapat melebihi target dari perusahaan. (maulana)