BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pengakuan dari seorang mantan Napi teroris Haris Amir Falah, bahwa penyebaran paham radikalisme di Indonesia masih sangat masif, dan menyasar masyarakat.
Buktinya, hingga kini masih terjadi aksi teror hingga menewaskan nyawa. “Kalau saya ingin katakan bahwa paham radikalisme itu masih sangat masif menyebar di masyarakat,” ujar Haris dalam diskusi daring bertajuk Bersatu Melawan Teror, Sabtu, 3 Maret 2021.
Radikalisme dan aksi teror bukan bagian dari ajaran agama manapun, termasuk Islam. Dengan demikian, ia meminta setiap pihak sepakat untuk memberantasnya, karena melawan terorisme dan radikalisme, bukan melawan agama.
Aksi teror selalu menciptakan momentum atau menemukan momentum, ataupun keduanya. Namun, kata dia, untuk menciptakan momentum itu mahal, sehingga mereka lebih memilih menemukan momentum.
Dalam kacamata orang radikal, mereka menggunakan momentum ketika mereka menganggap terjadi ketidakadilan. Haris melanjutkan, pandemi Covid-19 pun turut dimanfaatkan karena rasa kemanusiaan dalam diri para teroris sudah mati, sebagaimana dikutip dari Republika.co.id.
Ia pun menduga, pelaku aksi teror di Gereja Katedral Makassar merupakan sel lama dari kelompok Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Menurutnya, jaringan tersebut rutin mengadakan kajian di dua tempat di Makassar untuk melakukan pembinaan.
“Ini sel lama. Orang-orang yang rutin mengadakan kajian di Makassar. Ada dua tempat yang rutin dijadikan oleh mereka untuk melakukan pembinaan dan pada saat yang tepat melakukan aksi,” kata Haris.
Ia menyebut, sasaran jaringan tersebut bahkan hingga ke seluruh wilayah Indonesia, karena meski terlihat terputus, akarnya tetap menyatu. Untuk itu, ia meminta semua pihak masif melawan. “Mestinya kita juga harus masif melawan itu,” tutur dia. (bpc2)