BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dalam pikiran masyarakat Sumatera Barat bukanlah sebuah pemberontakan. PRRI adalah perjuangan masyarakat Sumbar mencari keadilan dari pemerintah pusat.
Seperti yang diungkapkan Defrizal, alumni sejarah dari Universitas Andalas yang saat ini berdomisili di Jakarta. Defrizal mengungkapkan bahwa peri-peri (sebutan untuk PRRI di dialek Minang) bukanlah pemberontakan.
“Ndaklah. Peri-peri adalah perjuangan rakyat di Sumbar untuk menuntut haknya,” kata Defrizal kepada bertuahpos.com, Jumat 15 Februari 2019.
Hal yang sama juga diungkapkan Rizki, warga Kota Pariaman. Senada dengan Defrizal, Rizki menyebutkan bahwa peri-peri bukanlah pemberontakan.
“Bukan pemberontakan. Hanya tindakan menuntut pembangunan daerah,” ujar Rizki.
Lalu, benarkah PRRI bukanlah sebuah pemberontakan?
Seorang Sejarawan Sumatera Barat, Dr. Novriyasman menegaskan bahwa PRRI adalah sebuah pemberontakan.
“Ya itu pemberontakan. Bagaimana tidak pemberontakan, ada orang yang mengancam pemerintah pusat untuk mundur dengan waktu 2×24 jam. Apalagi kalau bukan pemberontakan?” jelas Novriyasman.
Hanya saja, Novriyasman menegaskan bahwa PRRI masih menggunakan bendera dan nama Indonesia. Dengan demikian, PRRI bukanlah gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.
“Makanya, dalam suatu penelitian, saya menuliskan bahwa PRRI hanyalah gaduh di Sumatera Barat. Kenapa gaduh? Ya karena hebohnya sebentar, nanti baik lagi,” tutupnya. (bpc2)