BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Semua orang ingin kaya, tapi tidak semua orang mau berusaha untuk mendapatkan kekayaan. Padahal di tangan Anda sudah memegang kunci untuk membuka pintu kekayaan, tapi lantaran Anda tidak paham cara membukanya, maka kekayaan hanya menjadi sesuatu hal yang mustahil.
Pahami apa itu investasi?
Secara harfiah, investasi itu langkah untuk menaikkan nilai uang atau harta. Bahasa sederhananya, investasi itu cara agar duit atau nilai aset Anda bertambah di masa depan.
Ilustrasinya seperti ini, Anda beli rumah type 36 dengan harga Rp100 juta lunas. Setelah 20 tahun pasaran harga rumah type yang sama (type 36) naik sekitar 20 persen. Rumah tersebut kemudian Anda percantik sedikit dan kalau di jual bisa laku Rp150 juta. Artinya ada tambahan nilai (harga) dari aset Anda sampai 50 persen. Lebih kurang seperti itu.
Oleh sebab itu investasi biasanya sejalan dengan rencana jangaka panjang (tujuan) Anda dalam menata kehidupan kedepan. Investasi itu idealnya harus punya tujuan. Sebab tujuan itu akan sangat menentukan pola investasi yang akan Anda pilih.
Kaya itu realistis, bukan impian, jadi mulailah berinvestasi
Jika kekayaan itu hanya sebuah impian, maka ada seberapa banyak orang kaya didunia ini. Sebab semua orang sudah pasti bermimpi untuk menjadi kaya. Tidak salah jika Anda punya impian untuk menjadi kaya, tapi Anda harus cepat sadar bahwa kekayaan itu hanya bisa dinikmati dalam kehidupan nyata, bukan dari alam impian. Oleh sebab itu mulailah melakukan tindakan untuk mencapai tujuan kekayaan itu.
Kepala Kantor Perwakilan IDX Pekanbaru, Emon Sulaeman pernah berkata, “Tuhan itu menciptakan protein tidak hanya pada daging, tapi juga pada tempe.” Intinya, makan daging atau makan tempe sama-sama dapat protein. Ada orang yang memang sejak lahir sudah bisa makan daging (kaya, warisan usaha orang tua), tapi yang lebih dominan, orang yang sejak lahir makan tempe. Nah, tujuan dari keduanya sama-sama untuk mendapatkan protein.
Artinya jika ada sudah punya tujuan sebaiknya jangan menunda untuk berinvestasi. “Rumusnya P=K+T+I (Pengeluaran sama dengan Konsumsi ditambah Tabunhan ditambah Investasi). Sebab pada prinsipnya tujuan adalah target, pada saat waktunya tiba uang Amda harus sudah cukup untuk tujuan tersebut.
Risiko itu konsekuensi, bukan ‘hantu’ yang ditakuti
Banyak calon investor terutama pemula selalu menahan diri untuk berinvestasi karena bisikan takut rugi selalu bermain bak hantu yang menakutkan di kepalanya. Perlu dipahami bahwa risiko kerugian merupakan sebuah konsekuensi. Tak ada satupun investasi yang tidak memiliki risiko. Di sini calon investor biasanya banyak terjebak.
Pertama, Mereka tergiur dengan tawaran keuntungan besar. Padahal semakin besar tawaran keuntungan berbanding lurus dengan risiko yang akan ditanggung (besar keuntungan, maka besar risiko kerugian). Ilustrasinya seperti ini, lebih baik menabung Rp2.000 rupiah tapi setiap hari, ketimbang mendung Rp100.000 tapi itu dilakukan hanya setahun sekali.
Kedua, mulailah berinvestasi dengan nominal yang kecil tapi rutin dan konsisten. Sebab investasi berbicara soal profit (kuntungan) walau nominalnya juga kecil tetap ada keuntungan yang diperoleh. Misal, Anda punya uang Rp10.000 kemudian dibelikan ke permen 10 buah. Permen itu kemudian Anda bawa keempat kerja dan dijual dengan harga Rp1.100/buah.
Jika habis terjual dalam waktu 1 jam, Anda sudah bisa mendapat profit sebesar Rp1.000. Kalau dalam 1 jam Anda bisa menjual 10 permen artinya dalam 12 jam Anda sudah bisa menjual sebanyak 120 permen dan bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp12.000. Risikonya, permen Anda tidak laku dan Anda bisa bawa pulang untuk anak-anak Anda. Memang kecil keuntungannya, tapi kecil juga risikonya.
Ketiga, perhitungkan dengan matang potensi risiko. Artinya bukan takut dengan risiko tapi mencoba menganalisa untuk meminimalisir potensi risiko. Jika Anda berinvestasi tapi hanya berfikir soal keuntungan besar tanpa mempertimbangka risiko, sama saja dengan Anda meletakkan uang Rp100.000 di pinggir jalan raya, jika beruntung uang kembali, jika tidak uang Anda lenyap. Semakin besar nominal Anda meletakkan uang di pinggir jalan, maka semakin besar pula potensi kehilangannya.
Itulah hal paling sederhana sekali yang perlu Anda pahami sebelum memulai investasi, setelah itu, semua pilihan ada pada diri Anda. Semoga bermanfaat! (bpc3)Â