BERTUAHPOS – Persaingan bisnis dalam dunia tata rias di Pekanbaru semakin ketat. Banyaknya pelaku usaha di bidang make up dan henna membuat mereka saling “perang harga”.
Kreatif dan inovatif satu-satunya jalan agar bisa bertahan di tengah maraknya jasa dengan tarif lebih murah. Itulah yang dirasakan Fitri Alicia, seorang make up artist dan perias henna yang telah lama berkecimpung di dunia tata rias di Pekanbaru.
Dia sering menemukan jasa serupa — tapi menawarkan harga jauh di bawah rata-rata pasar. Suka tak suka, Fitri memilih tetap mempertahankan harga yang sedikit lebih tinggi demi menjaga kualitas.
“Bagi saya, yang terpenting bagaimana konsumen puas. Maka kami memberikan kualitas, walaupun harganya sedikit lebih tinggi. Kami percaya bahwa itu adalah investasi jangka panjang untuk usaha ini,” katanya kepada Bertuahpos, Kamis, 8 Mei 2025.
Fitri cukup aktif mempromosikan jasanya melalui media sosial, terutama Instagram. Ini strategi pemasaran yang dia manfaatkan, dan terbukti efektif. “Saya pakai dua akun @fitri_alicia untuk make up dan @fitrialicia_henna untuk jasa henna.
Kedua akun sosial media itu banyak menampilkan portofolio hasil riasannya serta testimoni pelanggan. Cara ini bahkan berhasil menarik pelanggan baru di bisnisnya.
“Kita harus menunjukkan kualitas, itu yang bikin orang yakin,” tambah Fitri.
Selain menjaga kualitas riasan, Fitri juga berkomitmen membina hubungan baik dengan mitra kerja seperti fotografer, wedding organizer, dan vendor lainnya.
Komunitas ini adalah bagian terpenting dan tak mungkin dipisahkan dari bidang usaha yang kini digeluti Fitri.
Dia senantiasa membangun kerja sama yang solid, agar posisi jasa make up-nya tetap kuat di tengah persaingan yang ketat.
“Kalau kita bisa kerja sama baik dengan vendor lain, rezeki juga akan saling mengalir. Mereka bisa rekomendasikan kita, begitu juga sebaliknya,” ungkapnya.
Dia percaya bahwa kerja sama dan reputasi baik adalah kunci untuk bertahan dalam industri jasa yang berbasis kepercayaan ini.
Meskipun persaingan harga terasa makin berat, Fitri mengaku tetap mendapatkan job hampir setiap bulan.
Hal ini membuktikan bahwa kualitas dan pelayanan tetap menjadi pertimbangan utama bagi banyak konsumen, bukan sekadar tarif yang murah.
Fitri juga mengingatkan sesama penata rias untuk tidak terjebak dalam “perang harga” yang merugikan.
Menurutnya, lebih baik mempertahankan standar layanan yang baik dan terus meningkatkan kemampuan diri melalui pelatihan dan pengalaman.***
— Habibie