BERTUAHPOS — Seiring kemajuan teknologi, penggunaan gadget oleh anak-anak usia dini kini menjadi hal yang umum terlihat. Namun di balik kemudahan akses informasi dan hiburan digital, tersembunyi risiko serius terhadap perkembangan mental, sosial, dan spiritual anak. Fenomena ini menjadi perhatian serius di kalangan pendidik dan psikolog anak di Pekanbaru.
Menurut Psikolog Hery Harahap, perubahan perilaku anak-anak yang kini lebih akrab dengan layar gawai ketimbang aktivitas fisik atau sosial begitu jelas terasa. “Banyak anak sekarang lebih sibuk dengan gadget daripada bermain atau bersosialisasi. Ini memengaruhi pembentukan karakter dan bahkan spiritualitas mereka,” ujarnya kepada Bertuahpos, Senin, 21 April 2025.
Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Pekanbaru itu juga menjelaskan bahwa daya tarik gadget sangat kuat karena sesuai dengan fase perkembangan otak anak usia dini. “Di usia emas perkembangan otak, rangsangan visual dan audio dari gadget sangat menggoda. Sistem saraf mereka masih sangat peka terhadap hal-hal yang menyenangkan dan instan,” jelasnya.
Sayangnya, orang tua seringkali menggunakan gadget sebagai alat untuk menenangkan anak atau mengisi waktu luang tanpa pendampingan. Ini justru memperkuat ketergantungan dan membentuk kebiasaan digital yang tidak sehat sejak dini.
Dia menambahkan, penggunaan gadget secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Dalam jangka pendek, anak bisa mengalami tantrum, gangguan tidur, hingga penurunan fokus. Jika dibiarkan, dampak jangka panjang seperti keterlambatan perkembangan bahasa, gangguan sosial, bahkan penurunan empati bisa terjadi.
“Banyak anak menjadi pasif atau bahkan agresif. Mereka terbiasa dengan respons cepat dari layar, sehingga tidak terbiasa menghadapi interaksi sosial di dunia nyata,” tambahnya.
Untuk mengatasi hal ini, pembatasan waktu layar sangat penting. Organisasi kesehatan dunia merekomendasikan durasi maksimal satu jam per hari untuk anak usia 2–5 tahun. Selain itu, penting bagi orang tua untuk aktif memilih konten dan mendampingi anak saat menggunakan gadget.
“Alihkan perhatian anak pada aktivitas fisik, membaca buku, atau waktu berkualitas bersama keluarga tanpa layar. Gadget bukan musuh, tapi harus dikelola dengan bijak,” tegas Hery. Dia pun turun mengingatkan pentingnya nilai agama dalam penggunaan teknologi. “Anak harus dibekali adab digital sejak dini. Ini tanggung jawab keluarga dan sekolah,” katanya.***
(Qory/mg)