BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Investasi di pasar modal Indonesia memiliki prospek yang menarik tahun 2015, meskipun ada beberapa hambatan yang harus diatasi. Prediksi ini didukung oleh komitmen pemerintah Jokowi-JK dalam membangun infrastruktur guna meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia ke depan.
Â
Oleh karena itu, perekonomian Indonesia diekspektasikan akan mengalami pemulihan menjadi 5,35 persen setelah mengalami pelemahan selama lima tahun terahir.Â
Â
Thendra Crisnanda, Analis BNI Securites, Sabtu (07/03/2015) mengatakan, peningkatan tersebut berpotensi mendorong arus dana masuk (Capital Inflow) yang besar ke pasar modal Indonesia. Sehingga tahun ini juga menjadi momentum yang tepat untuk ikut menanamkan investasi di pasar modal Indonesia.
Â
Disamping prospek investasi yang menarik, terdapat beberapa tantangan utama yang berpotensi menghambat, baik dari faktor internal dan faktor eksternal.
Â
Faktor internal diantaranya, kepastian Bank Sentral US untuk meningkatkan suku bunga acuannya yang diproyeksikan terjadi pada tahun ini dimana dikhawatirkan dapat menimbulkan potensi terjadinya arus dana keluar (capital aoutflow) dari pasar Indonesia.
Â
Selain itu juga melemahnya nilai tukar Rupiah yang saat ini telah diperdagangkan pada level Rp 13.000. Serta adanya ancaman instabilitas kondisi politik dalam negri.
Â
Sedangkan dari faktor eksternal antara lain relatif lambatnya pemulihan ekonomi di zona euro serta perlambatan ekonomi lanjutan di China dan Jepang.
Â
“Kami (Analyst) menilai  potensi indeks pada tahun ini cendrung bertumbuh secara moderat ke level 5.750 dengan asumsi bahwa ekonomi Indonesia bertumbuh menjadi 5,35 persen,” terang Thendra.
Â
Namun itu semua bisa terjadi apabila pemerintah mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi diatas 5,4 persen, diproyeksikan IHSG mampu menembus level optimis di 6.271.
Â
Ditambahkannya, para analis menilai dalam jangka waktu pendek ini, indeks akan berpotensi mengalamai pelemahan secara teknikal ke level 5.300. Penurunan tersebut dinilai masih wajar karena peningkatan yang
terjadi selama dua tahun terahir dinilai terlalu cepat.
Â
Hal tersebut juga didorong oleh kondisi indeks yang telah relatif jenuh beli (Overbought). “Penurunan yang terjadi sebaiknya dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi secara
bertahap pada sektor-sektor yang masih memiliki ekspektasi pertumbuhan positif di FY15,” tandasnya.
Â
Adapun sektor yang menjadi pilihan utama tahun 2015 ini diantaranya, Infrastruktur, Perbankan, Konsumsi, dan Property. Sedangkan Saham yang menjadi pilihan diantaranya, PTPP, WSKT, JSMR, SMGR, BBRI, BMRI, BBNI, BBCA, INDF, AISA, BSDE, SMRA, CTRA dan KIJA. (syawal)
Â
Â
Â
Â
Â