BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kondisi perekonomian masyarakat di Riau pasca kabut asap 2014-2015 tumbuh melambat. Semakin diperparah dengan jatuhnya harga minyak dunia di tahun-tahun itu.Â
Pemerintah Provinsi Riau kemudian putar otak dengan mencanangkan visi pariwisata berbasis budaya. Meski potensi ada, namun hingga kini hasilnya belum terasa.Â
Dalam bincang-bincang ekonomi Riau yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau di Hotel Pangeran, Rabu kemarin, Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau, Siti Astiyah mengemukakan, ada 3 sektor perkebunan di Riau, jika mendapat perhatian serius dari Pemprov Riau, maka bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat, sejatinya bikin orang Riau kaya dan sejahtera. Ketiga sektor perkebunan tersebut diantaranya:
1. Kelapa
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi kelapa di Riau, mencapai 298.598.699 ton (2015). Di Kabupaten Inhil, Riau merupakan daerah dengan kebun kelapa terluas di Indonesia. “Namun masalah yang dihadapi masyarakat saat ini harga buah kelapa yang selalu anjlok sehingga berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat,” kata Siti.Â
Oleh sebab itu perlu ada dukungan terhadap investasi hilirisasi agar nilai tambah dari turunan kelapa bisa dimaksimalkan. Secara kebutuhan bahan baku kelapa di Kabupaten Inhil sangat cukup, namun masyarakat hanya bisa menjual buah kelapa karena minimnya bahkan tidak ada industri hilirisasi yang mengolah bagian lain dari turunan Kepala, seperti batok, sabut, daun kelapa sendiri.
2. SaguÂ
Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, merupakan daerah dengan luas kebun sagu yang signifikan. Bahkan kualitas sagu di daerah Riau jauh lebih baik ketimbang di daerah lain. Namun untuk pengolahan sagu (hilirisasi) bahkan adanya di Jawa Barat, sementara di Riau sendiri hampir tidak ada industri yang betul-betul fokus pada hilirisasi sagu.Â
“Kalau hanya mengharapkan industri rumah tangga untuk mengolah sagu, sangat sulit bisa berkembang. Oleh sebab itu pada sektor ini juga perlu dukungan pemerintah terhadap hilirisasi. Investasi di sektor ini tidak perlu banyak, asal fokus,” ujar Siti.Â
Data yang diperoleh dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau produksi tanaman sagu yang ada di daerah itu mampu mencapai hingga 246.000 ton/tahun yang dihasilkan dari lahan seluas 87.000 hektare.
3. SawitÂ
Dari 8,3 juta hektare perkebunan sawit di Sumatera, 2,1 juta hektare terdapat di Riau. Luasan perkebunan sawit ini harusnya menjadi faktor penentu terhadap perekonomian masyarakat. Berdasarkan data dari BI Riau, dari sisi produksi di Indonesia ada 40 juta ton/tahun, se-Sumatera sekitar 23 juta ton dan produksi sawit di Provinsi Riau bisa menghasilkan sekira 8 juta ton/tahun.Â
Dari data tersebut agak aneh jika Riau tidak bisa kembangkan investasi baru terutama di sektor hilirisasi. Siti mengatakan, pihaknya memang mendorong agar Pemprov Riau sedikit lebih membuka mata untuk pengembangan investasi hilirisasi dari kelapa sawit tersebutÂ
“Kita perlu mencari sumber perekonomian baru. Jadi kalau berharap dari hulunya saja tidak bisa. Bagaimana Pemda membuat sebuah regulasi untuk bisnis yang menarik, tidak perlu banyak hanya 2-3 industri saja. Tapi punya dampak besar. Hilirisasi lagi kuncinya, sebab sektor hulu di perkebunan sawit ini sudah terlalu banyak,” sambungnya.
Itulah 3 sektor perkebunan yang dianggap mampu bikin masyarakat Riau kaya dan sejahtera jika sektor-sektor ini mendapat perhatian serius oleh pemerintah daerah. (bpc3)