BERTUAHPOS.COM, MEDANÂ – Kenaikan karet masih tertahan oleh harga minyak mentah yang sedang turun, sehinga para pengekspor komoditas itu masih terus berhati-hati melakukan transaksi.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut) Edy Irwansyah, di Medan, Selasa (14/10/2014) menyebutkan, harga jual karet cenderung menguat dalam beberapa hari terakhir.
Harga karet SIR 20 di bursa Singapura pada 14 Oktober untuk pengapalan November misalnya, sudah 1,490 dolar AS per kg, naik sebesar O,22 dolar AS per kg dari sehari sebelumnya.
Namun, untuk pengiriman Desember, harga agak tertekan kembali menjadi 1,489 dolar AS. Tetapi meski melemah, harga di posisi itu masih naik 0,29 dolar AS per kg .
Kenaikan harga ekspor, langsung ikut mendorong naiknya harga bahan olah karet di pabrikan Sumut menjadi Rp15.010-Rp16.010 per kg.
Lonjakan harga itu diperkirakan antara lain setelah lima asosiasi perdagangan karet ASEAN mengadakan pertemuan di Melaka, Malaysia pada 10 Oktober.
Lima asosiasi perdagangan karet ASEAN tersebut, yaitu Thai Asosiasi Karet (TRA), GAPKINDO, Malaysia Rubber Board (MRB), Vietnam Rubber Association (VRA) dan Association for Rubber Development of Cambodia (ARDC).
Pertemuan itu dilakukan untuk mengambil langkah-langkah dan cara terpadu dalam mengelola situasi pasar karet alam saat ini guna meningkatkan harga ke tingkat yang wajar bagi produsen dan konsumen.
“Namun meski naik, tetapi tidak bisa maksimal sebagai akibat turunnya harga minyak mentah,” katanya.
Harga minyak mentah turun terkait spekulasi kenaikan pasokan minyak mentah di Amerika Serikat memperbesar pasokan minyak global.
Harga minyak mentah yang turun membuat harga karet sintetis masih dan bahkan semakin lebih menarik, sehingga pembelian karet alam kembali tertekan membuat kenaikan harga menjadi tertahan.
“Namun meski harga belum begitu melonjak, penguatan dolar AS terhadap rupiah sedikit menguntungkan eksportir,” katanya. (Wartaekonomi)