BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Salah satu agenda penting perbankan pada tahun ini adalah menjaga likuiditas. Demi mengamankan pendanaan, sejumlah bank rela mengerek bunga deposito hingga di atas bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan alias LPS rate. LPS rate kini 7,5 persen untuk bank umum dan 10 persen untuk bank perkreditan rakyat (BPR).
Bank Sahabat Sampoerna, misalnya, kemarin meluncurkan program Kebon Tunai. Melalui program ini, Bank Sahabat Sampoerna memberikan bunga deposito, maksimal 10,75Â persen untuk simpanan minimal Rp 100 juta. Bunga ini berlaku untuk tenor tiga bulan dan dibayar di muka.
Direktur Utama Bank Sahabat Sampoerna, Indra Wijaya Supriadi, menyatakan program ini tidak berlaku selamanya. Bank akan mengevaluasi setiap tiga bulan. Program ini adalah terobosan demi meningkatkan likuiditas yang saat ini agak ketat.
Bank Victoria juga mematok bunga deposito tinggi. Khusus deposan besar dengan simpanan di atas Rp 1 miliar, Victoria memberikan special rate 10 persen. “Ini maksimal yang bisa kami berikan. Terutama untuk nasabah lama loyal dengan simpanan lebih dari Rp 10 miliar,” ungkap Anthony Soewandy, Wakil Direktur Utama Bank Victoria.
Ia menegaskan Bank Victoria tak mengalami krisis likuiditas. Hal ini ini tecermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 75 persen. “Ini semata mengikuti pasar agar kami tetap mempertahankan nasabah kami,” ujar dia.
Untuk informasi saja, simpanan di atas Rp 2 miliar dan di atas LPS rate tidak mendapat jaminan LPS. Artinya, jika bank tempat menyimpan duit itu dilikuidasi, tidak mendapat pergantian dari pemerintah. Tenaga pemasaran Bank Victoria sudah menjelaskan konsekuensi ini deposan besar.
Bank Ina Perdana juga memasang bunga deposito tinggi. Lagi-lagi bukan karena alasan likuditas kering, tapi demi mengikuti tren pasar yang dikendalikan bank besar. LPS mencatat, bank besar mengerek bunga simpanan hingga 200 basis poin menjadi 6,2 persen per Desember 2013, dari Maret 2013 sebesar 4,20persen. Persentase itu melampaui pertumbuhan BI rate.
Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana, menilai banyak bank besar memberikan bunga deposito ke nasabah besar atau special rate hingga 11 persen. “Ini merusak pasar dan membuat kondisi tidak sehat. Bank kecil terpaksa mengikuti sesuai kemampuan,” ungkap Edy. Bank Ina memberi bunga deposito special rate 9,5 persen-10 persen, minimal simpanan Rp 1 miliar.
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan pemberian bunga deposito di atas LPS rate karena permintaan nasabah. Tapi, Mandiri tak menawarkan bunga di atas LPS rate secara cuma-cuma, karena biayanya besar.
“Jika kami memberi bunga tinggi tanpa seleksi, dana pindah semua ke Mandiri,” kata Budi. (kc)