“Kita jangan pernah mewarisi abunya sumpah pemuda, tetapi kita harus mewarisi apinya sumpah pemuda.”
— Bung Karno —
Indonesia, yang diprediksi akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2028, sedang mengalami masa emas dengan pertumbuhan penduduk usia produktif yang sangat tinggi. Peluang besar terbuka lebar untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan pembangunan negara ini.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda memiliki peran sangat penting dalam masyarakat. Mereka tidak hanya dianggap sebagai bagian dari new generation, tetapi juga sebagai ‘kekuatan’ moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam pembangunan nasional.
Konsep pemuda sebagai kekuatan moral, menggarisbawahi peran mereka dalam menjaga nilai-nilai etika dan moral dalam masyarakat. Mereka diharapkan menjadi teladan bagi generasi berikutnya, mempromosikan integritas, dan memerangi perilaku yang merusak moralitas.
Sebagai kontrol sosial, pemuda memiliki tanggung jawab untuk mengawasi tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga sosial. Mereka dapat menjadi suara kritis yang membantu memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam tindakan pemerintah.
Selain itu, pemuda juga dianggap sebagai agen perubahan yang dapat menggerakkan pembangunan nasional. Mereka memiliki energi, kreativitas, dan semangat untuk menciptakan inovasi dalam berbagai bidang, seperti teknologi, seni, dan budaya.
Namun, penting untuk diingat bahwa peran pemuda ini sangat bergantung pada arah yang mereka pilih. Mereka harus bijak dalam memilih ‘telunjuk’ mana yang akan mereka ikuti, sehingga peran mereka sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dapat berkontribusi positif dalam pembangunan nasional.
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah menyatakan komitmen untuk mengambil bagian untuk mempersiapkan pemuda Riau dalam menghadapi bonus demografi.
Keterlibatan itu dibuktikan dengan beberapa program kepemudaan yang sudah telurkan. Seperti program beasiswa prestasi untuk jenjang pendidikan S1 dan S2.
Dorongn lain yang dilakukan PHR, untuk terwujudnya pemuda yang kreatif dan inovatif dilakukan lewat program Riau’s Youth Leader Club (RiYoLC).
Selain itu, Pertamina Hulu Rokan memberikan kesempatan belajar dan mengasah skil untuk putra dan putri Riau lewat program magang, pemberdayaan UMKM, hingga tanggung jawab sosial dan lingkungan, yang dalam prakteknya banyak melibatkan kaum muda.
Di Maret 2023 lalu, PHR telah meluncurkan RiYoLC, sebuah program kolaborasi dengan tokoh-tokoh muda dalam rangka mendorong lahirnya ide-ide dan pemikiran kreatif. Manfaatnya tentu saja untuk pembangunan daerah. Ajang bertukar ilmu dan pengalaman. Jadi kawah candradimuka untuk membuka cakrawala.
“Pemuda sejatinya bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk masyarakat di sekitarnya,” kata Iwan Saputra, seorang pelopor kebangkitan UMKM di Bengkalis. Baginya, RiYoLC telah berkontribusi dalam pendapatan daerah. Ini adalah kontribusi luar biasa dari anak muda.
“Ini sangat luar biasa. Kami bisa bertemu dengan beragam teman-teman dengan segala macam latar belakang dan kreativitas. Ini menjadi wadah bagi kami untuk terus berkembang dan lebih banyak belajar lagi untuk kedepannya lebih baik dan bermanfaat,” ujar Laras, peserta RiYoLC lainnya.
Mencetak generasi muda berkualitas memang tak semudah membalikan telapak tangan. Namun faktanya, air bisa menembus kerasnya batu. Ada pelajaran tentang tekad dan komitmen di balik kisah itu.
Sama halnya seperti Nuraini, seorang anak nelayan dari Sungai Rokan berhasil meraih raih Beasiswa Prestasi dari PHR untuk mengenyam pendidikan sarjana di Universitas Pertamina.
Lulusan SMAN 8 Mandau ini, awalnya tak pernah bermimpi bisa kuliah di kampus bergengsi. Terlebih ayahnya hanya seorang nelayan, dengan ekonomi yang serba keterbatasan. Tapi dia bercita-cita menjadi seorang kimiawan.
Dari ribuan peserta yang berebut, dia lolos. Satu persatu dari kerangka masa depan yang dicita-citakan, mulai terbuka setelah berhasil dapat beasiswa bergengsi ini.
“Dari beasiswa PHR, orang tua saya sudah tak terbebani soal biaya sampai saya selesai kuliah,” ujarnya haru.
Gelora semangat kepemudaan oleh Pertamina Hulu Rokan juga sudah dirasakan oleh Muhammad Andrio Habibi. Pemuda asal Rumbai, Pekanbaru ini, berhasilkan memberdayakan Karang Taruna lewat kelompok usaha bersama yang diberi nama Bank Minyak Jelantah (Bank Jatah).
Selain cuan, visi utamanya adalah penyelamatan lingkungan dan kesehatan dari bahaya minyak goreng bekas itu. Lewat Bank Jatah, dia bersama rekan-rekannya jadi penggerak ekonomi masyarakat dari dapur.
“Tujuan utamanya, bagaimana masyarakat sehat, lingkungan selamat, tapi cuan dapat. Caranya lewat menabung di minyak jelantah. PHR telah berkontribusi besar, terutama untuk membantu kegiatan operasional,” kata Direktur Utama Bank Jatah itu.
Habibi, berharap PHR bisa terus memberikan dukungan positif kepada pemuda yang punya semangat untuk berkarya.
Sebagai Industri Migas yang punya tanggung jawab sosial, menurutnya, PHR telah berkontribusi besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi anak muda di Riau.
“Bantuan-bantuan yang diberikan terbukti mampu mendorong kemandirian pemuda, sehingga turut berkontribusi terhadap kondisi sosial di lingkungan sekitarnya. Kami harap, hal-hal seperti ini terus ada ke depannya,” tuturnya.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Dirjen Dukcapil Kemendagri, per Juni 2022, dari total jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa, sebanyak 69,3 persen atau 190,83 juta jiwa penduduk Indonesia masuk kategori produktif. Mereka adalah penduduk dengan rentang usia 15-64 tahun.
Sisanya 30,7 persen atau 84,53 juta jiwa kategori tidak produktif. Usia tak produktif ini dibagi dalam dua kategori. Pertama kelompok usia belum produktif pada rentang usia 0-14 tahun sebanyak 67,16 juta jiwa (24,39 persen). Kedua, kelompok usia tak produktif pada rentang usia 65 tahun ke atas sebanyak 17,38 juta jiwa (6,31 persen).
Angka ini turut menggambarkan depency ratio (rasio ketergantungan atau beban tanggungan) sebesar 44,3 persen—yang didapat dari jumlah penduduk usia tidak produktif dibagi dengan jumlah penduduk usia produktif. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung 44-45 jiwa penduduk tidak produktif.
“Bayangkan, jika bonus demografi ini tak dimanfaatkan dengan baik, dan tanggung jawab ini, seharusnya tak cuma tertumpuk di pundak pemerintah,” kata Direktur Executive Milenial Demokrasi Institute (MDI) Romaito Azhar dalam sebuah diskusi dengan Bertuahpos.com belum lama ini.
Menurutnya, jika semua orang sepakat dengan visi yang sama—mewujudkan cita-cita bersama menuju 100 tahun Indonesia Emas di tahun 2045—maka semua sektor harus mengambil bagian. Sebaliknya, bonus demografi akan menjadi bencana, karena hanya akan menjadi beban negara.
Bonus demografi bukan cuma bicara soal angka-angka. Bukan cuma isu seksi dalam diskusi, atau kalkulasi untung rugi bagi industri. “Tapi jauh dari sekedar itu,” sambungnya.
Dia menyontohkan, Cina, Jepang, Singapura, adalah sebagian kecil dari banyak negara di Dunia yang berhasil memanfaatkan bonus demografi, yang mana pemuda usia produktif, mengantarkan negara mereka menjadi bangsa maju. Peluang itu kini ada di Indonesia.
Apa yang dilakukan Pertamina Hulu Rokan—sebagai upaya untuk mengambil bagian dalam mempersiapkan generasi muda produktif—menurut, Azhar perlu diapresiasi dan diikuti oleh sektor industri lainnya di Riau.
“Kita berharap sektor industri lebih banyak lagi berkontribusi terutama dalam meningkatkan kualitas SDM putra putri Riau dalam rangka menghadapi bonus demografi. Karena kita tahu kalau pemerintah tak mungkin mampu bekerja sendiri,” tuturnya.
Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Rokan, Rudi Ariffianto, menyoroti potensi luar biasa generasi muda di Riau. Ia berkata, “PHR percaya Riau punya generasi muda dengan talenta-talenta luar biasa, yang akan menjadikan Riau sebagai daerah yang berkontribusi dalam menghadapi bonus demografi.”
Rudi juga menekankan peran penting pemuda dalam kemajuan daerah, terutama dalam proyek-proyek yang melibatkan mereka. Misal, dalam beberapa kegiatan PHR yang melibatkan tokoh-tokoh muda, ada banyak dari mereka yang penuh inspiratif serta punya kepedulian untuk kemajuan pembangunan Riau ke depan dalam berbagai sektor.
Dengan semangat positif ini, Rudi berharap agar komunitas, tokoh, dan kelompok kepemudaan lainnya bisa bersatu dalam upaya membangun daerah.
“Berangkat dari cerita positif ini, semoga kita bisa memiliki gerakan yang sama untuk bisa membangun daerah kita. Kita bergerak bersama untuk kemajuan bersama. Dengan semangat seperti ini, generasi muda Riau tampaknya siap menghadapi masa depan yang cerah dan berkontribusi besar pada perkembangan Riau ke depannya,” tuturnya.
Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober 2023, adalah sebuah alarm bagi kita semua, atas cita-cita Indonesia maju dan lebih baik. Sebagai generasi muda, alarm ini haruslah mengetuk hati dan pikiran kita, atas apa yang akan dipersembahkan untuk Bumi Pertiwi.
Sebagai generasi tua, jangan bosan untuk meneriakkan gelora semangat kepemudaan. Petuah-petuah hidup dari lika-liku pengalaman masih sangat dibutuhkan oleh generasi muda. Jangan pernah ragu untuk memantaskan diri, lantanglah dalam bercakap, ‘cambuklah’ yang gerak lambat, bangunkan yang tidur, ingatkan yang lupa.***