BERTUAHPOS.COM — Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, memastikan stok CPO Indonesia cukup untuk mendukung program B50 dan B60. Program ini masih berkaitan dengan upaya pemerintah untuk swasembada energi, sesuai ambisi Presiden Prabowo Subianto.
Namun, sebagian besar produksi CPO Indonesia masih diekspor ke luar negeri. Hanya saja, untuk kebutuhan biodiesel seperti B35 dan B40 juga besar—dengan konsumsi mencapai 14 juta kiloliter (kl) per tahun.
“Kalau ditanya cukup atau tidak, B35 dan B40 kan kita habiskan 14 juta kl, sementara ekspor masih banyak,” kata Bahlil.
Namun, dia menggarisbawahi bahwa persiapan teknologi juga penting, agar program B50 dan B60 dapat diimplementasikan secara optimal, setelah melalui serangkaian uji coba.
Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) juga tengah menyiapkan simulasi terkait wacana penerapan biodiesel B50, yaitu pencampuran bahan bakar Solar dengan 50% bahan bakar nabati, seperti yang telah dicetuskan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Direktur Pengelola dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Prayudi Syamsuri, menjelaskan bahwa dalam jangka pendek, pengalihan ekspor CPO akan dilakukan secara bertahap guna memenuhi kebutuhan bahan baku untuk program biodiesel.
“Dalam jangka pendek, yang bisa kita alihkan adalah tujuan ekspor yang mungkin akan kita kurangi bertahap,” ujar Prayudi.
Saat ini, produksi minyak sawit Indonesia mencapai 54,8 juta ton per tahun, dengan 31,6 juta ton di antaranya dialokasikan untuk ekspor.
Dalam simulasi Kementan, sebanyak 5,7 juta kiloliter (kl) dari alokasi ekspor tersebut dapat dialihkan untuk mendukung program biodiesel B50 di dalam negeri.
Berdasarkan laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi CPO pada Juni 2024 mencapai 3,69 juta ton, turun 5% dibandingkan produksi pada Mei yang mencapai 3,88 juta ton.
Namun, ekspor CPO mengalami peningkatan dari 1,96 juta ton pada Mei menjadi 3,38 juta ton pada Juni 2024.
Dengan adanya program pengalihan ekspor untuk mendukung biodiesel, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan ketahanan energi nasional serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.***