BERTUAHPOS.COM — Gubernur Riau, Syamsuar, menyatakan ke prihatinannya atas banyaknya pekerja yang meninggal dunia di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), yang dua di antaranya tewas mengenaskan. Ia menilai hal ini akibat adanya kelalaian.
Gubernur Riau, Syamsuar juga merasa miris karena ketika kawasan PHR dikelola oleh PT Chevron, selama puluhan tahun, tak banyak pekerja yang meninggal dunia.
Hal ini disampaikan Gubernur Riau, Syamsuar, saat pertemuan kunjungan Kerja SKK Migas dan KKKS dengan Pemprov Riau di Ruang Melati, Kantor Gubernur Riau, pada Selasa siang, 7 Februari 2023.
Baca: PT Pertamina Hulu Rokan Dinilai Tiga Kali Melecehkan, DPRD Riau Wacanakan Pansus
Suasana saat pertemuan kunjungan Kerja SKK Migas dan KKKS dengan Pemprov Riau di Ruang Melati, Kantor Gubernur Riau, tiba-tiba hening sesaat, ketika Gubernur Riau Syamsuar mulai bicara lewat pengeras suara.
Kasus soal banyaknya kematian tenaga kerja di wilayah kerja Migas di Riau, baik di kawasan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), maupun di kawasan PT Bumi Siak Pusako (BSP), menjadi materi pembuka yang disampaikannya dalam pertemuan itu.
Baca: Banyak Pekerja Meninggal di PT Pertamina Hulu Rokan, Gubernur Peringatkan PHR
Syamsuar membandingkan bagaimana situasi kerja—terutama di wilayah kerja Blok Rokan—yang dulu dipegang oleh PT Chevron Pasifik Indonesia dengan saat ini ketika dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan.
“Chevron sudah berapa lama di sini? Berapa orang karyawannya yang meninggal?,” tanya Syamsuar ke forum itu. Sejenak hening, tak ada yang menjawab.
Baca: Bahas Pekerja Tewas, DPRD Riau Berang Dirut PT PHR Mangkir Rapat
Menurut Syamsuar, urusan ajal, memang itu kuasa Tuhan. “Tapi, kalau kita tak melakukan sesuatu yang keliru, saya kira tak juga,” tuturnya. “Saya dari dulu di Riau ini. Saya tahu persis. (Banyaknya karyawan PHR yang meninggal) ini kelalaian!,” tambahnya.
Dari belasan karyawan yang meninggal di wilayah kerja migas di Riau, Syamsuar meminta agar hal ini menjadi perhatian SKK Migas dan KKKS. “Cari keuntungan boleh, tapi jangan sampai mengorbankan nyawa orang,” tuturnya.
Baca: PT PHR Sebut Kolaborasi Dengan Polda Riau Soal Tewasnya Pekerja, Kabid Humas: Alun di Ambo!
Syamsuar menegaskan kepada SKK Migas dan KKKS untuk selalu memperhatikan standar operasional prosedur (SOP), termasuk saat menerima perusahaan rekanan dalam bekerja. Selama ini, kata dia, salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja hingga menelan korban jiwa, karena SOP-nya tidak dilaksanakan dengan baik.
“Ke salah satu perusahaan juga pernah saya tanya, pernah nggak dicek standar kerjanya? Kalau tak ada yang salah, tak mungkin ada korban jiwa terus menerus. Tolong SKK Migas dan semua perusahaan untuk perhatikan hal ini,” tuturnya.
Baca: Syamsuar Pertanyakan Kontribusi PHR di Sektor Pendidikan yang Masih Nol, “Beda dengan Dulu!”
“Hilang nyawa itu tidak sederhana, bapak ibu. Kemarin banyak media, LSM yang menyoroti hal ini, itu hal yang wajar. Karena selama ini tak pernah terjadi seperti itu. Perusahaan minyak di Riau ini bukan baru, sudah ratusan tahun. Saya rasa, sangat tak wajar adanya kejadian seperti ini. Kalau memang kita bekerja dengan benar, sesuai dengan ketentuan berlaku. Ini nomor satu yang harus menjadi catatan,” ucap Syamsuar.***[Melba]