BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Tanjak itu adalah penutup kepala bagi orang Melayu. Khusus di Riau tanjak sudah masuk dalam bagian fashion yang tak bisa dilepaskan dari busana Melayu di era modern.
Sahabat Bertuahpos, jika boleh mundur kebelakang, Tanjak berasal dari zaman Kesultanan Melayu Melaka. Sebelum zaman itupun sudah menjadi kewajiban rakyat jelata untuk menutup kepala atau mengikat rambut panjang mereka agar terlihat rapi. Terutama saat menghadap Raja.
Seiring berjalanya waktu ikatan kain ini lama-kelamaan makin lama makin cantik mengikut perkembangan zaman, tanjak ini banyak dimodifikasi atau diubah sesuai mengikut selera pemakainya.
Namun, meskipun bentuk tanjak ini sudah di modifikasi, akan tetapi teknik melipatnya harus sesuai dengan sebagaimana mestinya. Tanjak ini hanya boleh di gunakan oleh kaum laki-laki, seperti selayaknya Kopiah/songkok yang hanya digunakan oleh kaum laki-laki (Johan Iskandar, 2018).
Jenis Tanjak dan Makna Filosofi
- Tanjak Dendam Tak Sudah. Jenis tanjak ini bermakna seseorang bekerja keras demi melindungi anaknya. Bentuk di atasnya tidak dijahit, melambai-lambai di balik bentuk tanjak ini memiliki makna kasih sayang.
- Tanjak Elang Menyongsong Angin. Jenis tanjak ini memiliki makna kedudukan seorang raja yang menghadang musuh, melambangakan kebijaksanaan dan kecermatan. Bentuk di atasnya seperti elang yang sedang memainkan angin.
- Tanjak Pial Ayam. Bentuk tanjak ini yang disederhanakan dari tanjak Elang Menyongsong Angin. Tanjak ini memiliki makna keberanian.
- Tanjak Elang Patah Sayap. Jenis tanjak ini memiliki makna kesatria. Di bagian atasnya seperti kepak sayap elang yang patah akibat perkelahian. Maknaya memiliki sifat pemimpin seperti halnya seperti halnya elang yang harus terbang menyongsong badai.
(bpc2)