BERTUAHPOS.COM — Sejauh ini sejumlah sanksi telah dijatuhkan Amerika Serikat kepada Rusia, sebagai bentuk perlawanan terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Sejak awal Presiden Rusia Vladimir Putin telah bersikap “tak akan mundur” dengan sanksi-sanksi Barat dan Eropa itu.
Baru-baru ini, Putih telah mengeluarkan kebijakan terkait pembelian energi. Sebagai pihak penyedia. Rusia memberlakukan pembelian energi hanya boleh menggunakan mata uang Rubel.
Amerika dan Eropa dibuat kelimpungan dengan kebijakan tersebut—yang mana 45 persen kebutuhan gas di negara itu dipasok oleh Rusia. Kebijakan ini membuat mata uang Rubel menanjak naik.
Amerika Serikat masih mencari cara untuk tidak kalah. Dikabarkan, Joe Biden akan memberlakukan sanksi-sanksi kepada perusahaan-perusahaan Rusia sebagai pemasok barang atau layanan militer, termasuk badan intelijen Moskow.
Wall Street Journal melaporkan Sanksi Departemen Keuangan Amerika Serikat itu akan diumumkan secepatnya. “Bisa jadi Pekan depan,” kata laporan itu yang mengutip sejumlah pejabat di negara Paman Sam itu.
Serniya Engineering dan pembuat peralatan Sertal, mungkin akan menjadi sebagian besar perusahaan yang akan menghadapi sanksi dari Amerika Serikat.
Kedua perusahaan ini, lebih dulu sudah masuk dalam daftar hitam larangan ekspor teknologi yang dianggap sensitif. Tapi, kedua perusahaan itu dilaporkan masih bisa melakukan transaksi bisnis
AS dan sekutunya pada Kamis meningkatkan tekanan terhadap Moskow karena agresi militernya di Ukraina. Washington memberlakukan sanksi tambahan terhadap puluhan perusahaan pertahanan Rusia, ratusan anggota parlemen dan juga bos dari bank terbesar di negara tersebut. (bpc2)